BUTUHKAN TRANSFORMASI DIRI &REVITALISASI KEHIDUPAN SPIRITUAL

DAILY WORDS, MINGGU, 26 MARET 2023
MINGGU V PRAPASKAH

BACAAN I : YEH 37: 12 – 14
MAZMUR : MZM 130: 1 – 2. 3 – 4b.4c – 6. 7 – 8
BACAAN II : ROM 8: 8 – 11
INJIL : YOH 11: 1 – 45


by RP. Pius Lawe, SVD

@ Hari-hari itu, sekitar bulan Mei tahun 1998, seluruh bangsa lagi berteriak histeris menyerukan perubahan yang radikal. Orang-orang pada muak dengan rezim Orde Baru yang sudah menina-bobokan masyarakat Indonesia selama 32 tahun. KKN merajalela. Soeharto dan kroni-kroni-nya menjamur atau lebih ngerih lagi saya bahasakan sebagai “menggurita”, mencengkram semua sendi kehidupan bangsa, termasuk kursi-kursi legisltaif. Dia yang memegang tampuk eksekutif, dengan seenaknya menentukan siapa saja yang dia anggap sebagai orang yang tepat yang bisa duduk di kursi judikatif demi mengamankan semua asset-nya baik SDM maupun SDA. Negara yang berdemokrasi Pancasila – demokrasi khas Indonesia ini mereka obok – obokkan. Kasihan! Kurs rupiah melemah terhadap mata uang dolar sampai 20 ribuan rupiah per $. Rupiah bak tanpa nilai. Indonesia sebagai negara besar sudah tak punya harga diri lagi. Singkatnya, semua masyarakat sudah muak khususnya kaum muda intelektual dan kaum miskin yang semakin terpinggirkan.

@ Saya pun ada di antara ratusan ribu bahkan jutaan orang muda yang turun ke jalan – jalan untuk menuntut sebuah perubahan yang radikal – perubahan yang sampai ke akar-akarnya. Dengan berjubah, kami memangku belasan peti jenazah sebagai symbol ikut berduka dan berjuang bersama pahlawan-pahlawan muda perkasa yang gugur di medan laga – di lorong-lorong ibu kota yang sedang carut – marut. Akhirnya perjuangan itu menemukan puncaknya ketika Presiden Soeharto sebagai nahkoda Orde Baru mengundurkan diri dan menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan pada wakilnya, J. B. Habibie. Kita masuk pada babak berikut perjalanan sejarah bangsa Indonesia, babak REFORMASI yang membutuhkan perjuangan lebih kokoh lagi demi sebuah transformasi (perubahan bentuk) dan revitalisasi (penghidupan kembali) sendi-sendi kehidupan bermasyarakat yang telah porak-poranda oleh system yang amburadul…..

@ Hancurnya dan jatuhnya kota Yerusalem pada tahun 586SM merupakan sebuah pratanda dari Allah agar Israel membutuhkan sebuah transformasi diri dan sebuah revitalisasi iman. Hidup yang bobrok telah membawa mereka jatuh ke tangan bangsa asing – bangsa Babilonia. Mereka digiring bak hewan dan dibawa ke tanah pembuangan. Orang-orang Israel terkejut dan akhirnya mulai sadar ketika berada di pembuangan Babel. Oleh seruan nabi Yehezkiel di tanah pembuangan Babel, orang-orang Israel merindukan Tanah Terjanji – merindukan Yerusalem yang adalah kota kebanggaannya. Ingat lagu Bony M,By the river of Babylon ”. Itulah saat-saat orang Israel sadar jika mereka harus berbenah diri dan kembali bangkit menjadi umat yang sungguh-sungguh pilihan Allah sendiri – bangkit kembali menuju Tanah Terjanji.

@ Kehidupan orang-orang pada jaman Yesus pun tidak bedanya dengan keadaan waktu jaman Yehezkiel. Orang-orang pada jaman Yesus hidup dibawah tekanan bangsa Romawi. Menariknya, orang-orang Israel bukan saja ada dalam cengraman kekaiseran Romawi, tetapi antara mereka pun ada kelas-kelas elite yang selalu merendahkan kaum kecil dan terpinggirkan di dalam masyarakt Yahudi. Kaum elite semisal ahli Taurat, para imam dan kaum Farisi selalu mencari alasan untuk membenarkan diri mereka dihadapan hukum Taurat dan mengkambing-hitamkan orang-orang yang ingin membawa perubahan atau transformasi kehidupan bersama serta revitalisasi atau penghidupan kembali semangat penghayatan hukum Taurat secara benar sebagaimana yang diwartakan Yesus khususnya menjelang hari-hari penderitaan-Nya. Orang-orang pada jaman Yesus membutuhkan sebuah roh yang dapat men-transformasi dan me-revitalisasi diri mereka bak kuasa Yesus yang mampu mengeluarkan jasad Lazarus yang sudah membusuk namun dapat hidup kembali dan berjalan keluar dari gua atau kuburan.

@ Era Soeharto atau era Orde Baru kita bagai ada dalam kubur sampai membusuk. Era Yehezkiel dan sebelum kemunculannya, orang Israel bak ada dalam kubur dan membusuk. Orang-orang pada jaman Yesus pun bak ada dalam kubur “ cara lama kehidupan ” mereka dan bahkan menjadi busuk. Semua yang ada dalam kubur dan membusuk, yang membutuhkan sebuah kuasa yang besar untuk bisa MENTRANSFORMASI dan MEREVITALISASI kehidupan iman mereka.

@ Kepada umatku di paroki hari ini, saya coba berikan hasil refleksiku atas tiga kemandekan kehidupan beriman yang terjadi di paroki St. Yohanes Penginjil Masohi: pertama , orang saling mengharapkan. Ketika orang saling mengharapkan, inisiatif menjadi lemah dan kreativitas tumpul. Mandek segalanya. Hidup bak tiba saat tiba akal. Kedua , Orang Muda Katolik tak bergeming di hadapan perubahan zaman. Mungkin mereka kurang diberi ruang untuk berkreasi. Atau mereka kurang ada gairah untuk berusaha secara mandiri, merencanakan sendiri, menganggarkan rancananya sendiri dan mempertanggung-jawabkannya sesuai dengan aturan main di dalam organisasi maupun institusi. Ataukah orang-orang tua mungkin belum yakin jika orang muda akan berkembang maju lewat dan dalam organisasi semisal OMK. Atau mungkin orang muda kehilangan figure. Masih banyak kemungkinan yang bisa saja menjadi factor kemandekan. Ketiga , tidak adanya organisasi rohani yang berinisiatif untuk berdoa kapan dan dimana saja. Doa gabungan, ya.. itu biasa. Doa dan ibadat atau ekaristi pada hari Minggu di gereja, ya..itu biasa. Namun belum ada organisasi rohani yang betul-betul rohani semisal St. Ana untuk para ibu dan St. Yosep untuk para bapa. Belum ada kelompok Legio Maria atau kelompok-kelompk devosional lainnya yang akan berdoa secara regular untuk segala kebutuhan baik di dalam gereja maupun di dalam masyarakat. Yang ada cuma kelompok Kharismatik yang juga butuhkan ruang dan waktu untuk lebih mengembangkan diri dan menumbuhkan motivasi yang benar di dalam kehidupan imannya. Ya, semuanya ini bagai situasi di dalam kubur yang sumpek. Kita semua membutuhkan proses TRANSFORMASI DIRI dan REVITALISASI IMAN.

@ Kita saling mendoakan, semoga kita semua, baik imam, biarawan/I dan umat sekalian dalam kapasitas dan peran-mu masing-masing, oleh kuasa Yesus, boleh dikeluarkan dari kubur kegelapan dan kemandekan hidup rohani yang kita alami. Semoga seruan Yesus untuk menghidupkan Lazarus, juga menjadi seruan bagi kita demi terciptanya TRANSFORMASI DIRI dan REVITALISASI KEHIDUPAN IMAN kita. Have a blessed 5th Sunday of Lent. Warm greetings from Masohi manise…..salve..salve…salve….padrepiolawesvd 🙏🙏🙏🫰🏿🫰🏿🫰🏿❤️❤️❤️😇😇😇