Dibuang Sayang dari Kunjungan Kanonik di Pulau Morotai ( Seri - 1 ) Setelah seharian…
Kisah Inspiratif dari Paroki St. Yohanes Penginjil Masohi, Makuku Tengah
“Walaupun saya telah meninggalkan Gereja Katolik, tapi iman yang diajarkan oleh Bunda Gereja Katolik tak pernah hilang dari nubariku. Maka ketika menjadikan rumahku tempat ibadat dan terlebih Misa Kudus, saya selalu merasakan bahwa sedikit demi sedikit saya telah membayar hutangku terhadap jasa Gereja Katolik walaupun itu pasti tidak cukup di mata manusia.”
Dari stasi terujung Sta. Maria Naiwel di Seram Timur, kami bertolak menuju Desa Hatu, sebuah desa Protestan yang di dalamnya hanya terdapat 4 Keluarga Katolik. Setelah tiba, terlihatlah sekitar 20 orang yang terdiri dari orang tua dan anak-anak sudah menanti kami di teras sebuah rumah di pinggir jalan yang kami lalui.
Kami pun diundang masuk ke ruang tengah di mana telah disiapkan sekitar 20 kursi, sebuah meja yang di atasnya ada salib kecil, di mana akan diadakan wawan hati dan mendoakan umat kecil ini.
Ketika diberi kesempatan kepada umat untuk bersharing, ibu rumah itu pun mengungkapkan pernyataan di atas: “Bapa Uskup, saya sadar bahwa hutangku kepada Bunda Gereja Katolik tak bisa terbayar lunas, tapi semoga ketika rumahku dijadikan tempat doa dan misa kudus maka Tuhan memaafkanku.” Aku pun terdiam mendengar ungkapan iman sebesar ini. Saya percaya bahwa Yesus pasti mengampuni ibu ini.
Romo Paroki pun berbisik kepadaku setelah pertemuan singkat itu; “Bapa Uskup, walaupun ibu itu telah meninggalkan Gereja tapi setiap kali ada ibadat atau Misa di rumahnya, dialah yang berperan sebagai dirigen dan memfasilitasi semua perlengkapan.”
Kumpulan umat kecil ini adalah Gereja Katolik yang sesungguhnya, karena walaupun tanpa gedung gereja, tapi iman kekatolikan tak pernah surut dan padam. Di tengah himpitan dan rayuan, mereka tetap berdiri kokoh dengan iman kekatolikannya sampai saat ini.
Saya hanya berharap dan berdoa semoga di masa depan, umat kecil ini bisa memiliki sebuah gedung kapel mungil, tempat di mana mereka dapat bertemu dengan Tuhan yang mereka imani dan pertahankan selama ini.
… Ikuti kisah inspiratif selanjutnya…
Ditulis oleh: Mgr. Inno Ngutra: Minnong – Duc in Altum
HR Tubuh dan Darah Kristus/Minggu, 22 Juni 2025 Kej. 14:18-20; 1Kor. 11:23-26; Luk. 9:11b-17 Semua orang mengejar kebahagiaan. Hidup bahagiaadalah dambaan setiap orang. Banyak hal yang diupayakanuntuk mencapai kebahagiaan tersebut. Sebagian orang yang mengukur kebahagiaan pada materi. Harta dipandang sebagaistandar kebahagiaan. Namun di lain sisi, ada orang yang tidaksemata-mata memandang materi pokok kebahagiaan. Kebahagiaan terletak pada hati. Kebahagiaan ini tidak diukuroleh harta,…
INTISARI FIRMAN TUHANMinggu, 22 Juni 2025HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUSInjil: Luk. 9 : 11b…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA NYIUR MELAMBAI MANADOSabtu, 21 Juni 2025Injil: Mat. 6 : 24…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA NYIUR MELAMBAI MANADOJumat, 20 Juni 2025Injil: Mat. 6 : 9…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA NYIUR MELAMBAI MANADOKamis, 19 Juni 2025Injil: Mat. 6 : 7…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA SURABAYARabu, 18 Juni 2025Injil: Mat. 6 : 1 - 6.…