Categories: Renungan

APA YANG HARUS DIPERBUAT?

Zef. 3:14-18a; Flp. 4:4-7; Luk. 3:10-18.

Minggu Adven III/ 15 Desember 2024

Pada pekan kemarin, injil (Luk. 3:1-6) pada Mingguadven II menjelaskan bahwa Yohanes Pembaptis tampilmenyerukan pertobatan dan pembaptisan. Dia mengajaksemua orang untuk berubah dengan cara bertobat; meluruskanjalan; meratakan bukit dan gunung. Baptisan Yohanes adalahbaptisan tobat. Baptisan ini adalah sebuah gerakan moral untuk bertobat. Baptisan ini berbeda dengan baptisan Yesus. Baptisan Yesus tidak hanya sebagai simbol pertobatan, tetapijuga tanda keselamatan kekal dari Allah; tanda manusiadiangkat menjadi anak-anak Allah. Baptisan Yesusmenjadikan kita milik Allah. Yesus membaptis dengan RohKudus (dan api), sedangkan Yohanes membaptis dengan air. Yohanes Pembaptis sungguh sangat menyadari perbedaan ini. Dalam menjelaskan tentang perbedaannya dengan Yesus, diamenempatkan Yesus sebagai yang utama. Bagi dia, Yesusadalah inti dan lebih besar dari dirinya. Dia sangat mengenaldirinya dan tidak sombong (bdk. Luk. 3:16-17).

Terlepas dari perbedaan-perbedaan di atas, injil hari inimenggambarkan beberapa pesan moral yang sangat konkrit. Ketika orang bertanya tentang apa yang harus mereka perbuat, Yohanes menekankan dua hal penting, yaitu berbagi dan menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Dalam hubungandengan berbagi, Yohanes berkata, “Barangsiapa mempunyaidua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidakpunya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah iaberbuat juga demikian.” Yohanes menekankan sikap memberiatau berbagi. Ini adalah salah satu bentuk konkrit daripertobatan yang Yohanes seruhkan. Tanda orang bertobatadalah mau memberi, terutama kepada mereka yang berkekurangan (“orang tak punya”) (Luk. 3:11). Orang yang mau memberi adalah orang-orang yang hidup bukan untukdirinya sendiri; orang yang hidup bagi orang lain. Paus Fransiskus, dalam ensiklik Fratteli Tutti menegaskan bahwanilai kasih sesungguhnya ada pada semangat memberi. Tanpakasih seperti ini, keutamaan-keutamaan lain tidak memilikiarti. Orang tidak pernah akan menjadi dewasa atau mencapaikepenuhan diri kalau hanya suka mengasingkan diri atautertutup, dan tidak mau berbagi (Art. 91-92). 

Hal kedua yang Yohanes Pembaptis tekankan adalahtentang menjalanakn tugas sebaik mungkin atau sebagaimana mestinya. Yohanes berkata kepada para pemungut cukai, “Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telahditentukan bagimu”. Kepada para prajurit, dia berkata, “jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlahdirimu dengan gajimu” (Luk. 3:13-14). Dia mengajarkanbahwa setiap orang dapat memperoleh keselamatan dengancara melakukan pekerjaan-pekerjaan mereka sebagaimanamestinya. Biarlah para pemungut cukai menjadi pemungutcukai yang baik, biarlah para prajurit menjadi prajurit yang baik. Setiap orang dapat melayani Tuhan dengan baik sesuaidengan tugas dan kapasitas masing-masing, asalkan tugas itudijalankan sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. Pekerjaan sehari-hari bila dijalankan dengan baik dan benar, maka akan menjadi saluran rahmat dan berkat. Oleh sebab itu, apapun bentuk pekerjaannya (terutama pekerjaan yang baik), akan sungguh-sungguh menjadi sumber keselamatan ketikasetiap orang mengerjakannya sebagaimana mestinya (sesuaiaturan dan pedoman). Pekerjaan sehari-hari ini dapat menjadiberkat, selain karena dikerjakan dengan sebagaimanamestinya, tetapi juga karena selalu menempatkan Yesus dalamsetiap pekerjaan tersebut. 

Hari ini adalah pekan III masa adven. Dalam tradisigereja, pekan ini disebut sebagai pekan Gaudete atau hariminggu sukacita. Kita patut bersukacita karena kelahiranYesus sudah dekat. Sukacita sesungguhnya adalah sukacitahati. Hati yang bersukacita adalah hati yang penuh kedamaian, cinta kasih, kesabaran, dan pengampunan. Ukuran sukacitaatau kebahagiaan sesungguhnya tidak terletak pada hal fisikatau materi, tetapi terletak pada hati. Memang tidaklah mudahuntuk memiliki hati yang penuh sukacita. Namun kita harustetap menyadari bahwa ada begitu banyak alasan untukbersukacita dalam hidup. Sebagai orang beriman, Yesusmenjadi alasan pokok untuk bersukacita. Yesus telahmenyelamatkan kita dan tidak akan pernah meninggalkan kita. Ini alasan untuk senantiasa bersukacita dalam hidup. Amin. #novlymasriat. 

 

keuskupan amboina

Recent Posts

Aib Elizabeth dan Menjadi apakah anak ini nanti?

Oleh: RP. Jemy Balubun, MSC Ekonom Keuskupan Amboina Elizabeth wanita penuh aib. Dia tidak bisa…

4 hours ago

KETIKA TANGAN TUHAN MEMEGANG ERAT DIRIMU

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISESenin, 23 Desember 2024Pekan IV AdvenInjil: Luk. 1 :…

9 hours ago

VIDEO PROFIL KEUSKUPAN AMBOINA

VIDEO PROFIL KEUSKUPAN AMBOINA https://www.youtube.com/watch?v=g3aL5i2x0sA

23 hours ago

MEMBAWA KHABAR BAIK

(Refleksi Minggu Adven IV) Sekali lagi, masa Adven itu adalah masa khusus bagi orang Kristen…

1 day ago

BERJUMPA UNTUK SALING MENEGUHKAN DALAM IMAN

Mi. 5:1-4a; Ibr. 10:5-10; Luk. 1:39-45. HM Aden IV/Minggu, 22 Desember 2024   Paus Yohanes Paulus II adalah salah satu paus yang sukamengadakan perjalanan untuk berjumpa banyak orang. Dalamensiklik Redemtoris Missio, dia mengungkapkankeputusannya untuk berjalan sampai ke ujung bumi (Art. 1). Bagi Paus, perjumpaan adalah bagian dari perjalanan iman. Sehingga tujuaan dari perjumpaan adalah untuk memberitakaninjil, memberikan penguatan iman, dan menyebarkan kabarbaik (Art. 63). Dalam kaitan dengan perjumpaan denganagama-agama…

1 day ago

DUA RAHIM UNTUK SATU CINTA ILAHI

REFLEKSI SINGKAT DARI KOTA AMBON MANISEMinggu, 22 Desember 2024: MINGGU ADVENT IVInjil: Luk. 1 :…

1 day ago