“Dibuang Sayang dari Kunjungan Kanonik Mgr. Inno di Pulau Taliabu, Maluku Utara”

“Kejujuran selalu lahir dari sebuah hati yang polos.” Maka tak mengherankan jika Yesus memberikan syarat masuk surga yakni seperti anak kecil: “Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” (Mrk. 10 : 14 – 15)

Namanya Mark Herman Lefteuw, seorang bocah yang nampak pendiam, namun punya nyali seribu ketika berbicara apalagi ketika harus memberitahukan sesuatu yang dilihatnya sebagai keliru dan salah.

Pada acara penjemputan di pusat paroki, si bocah kecil ini mengenakan Kasula liturgi warna pink, mengalungi leherku dengan kain syal dan menggandeng tanganku menuju rumah pastoran. Sejak itu, ia selalu berjalan ke sana ke mari di hadapanku saat makan, minum atau pun ketika saat duduk bercerita dengan umat dewasa seakan memberi kode kepadaku bahwa dia ingin menyampaikan sesuatu yang penting tapi rahasia.

Kemarin, ketika kami bersiap untuk Misa malam, si bocah memanggilku dan memberi isyarat untuk menundukkan kepala ke arahnya karena ingin menyampaikan sesuatu yang mungkin rahasia. Setelah menunduk dan mendekatkan telinga kepadanya,

  • ia pun berbisik: “Bapa Uskup tahu tidak?
  • ⁠Tanyaku kepadanya: “Apa itu, pastor kecil?”
  • ⁠Ia pun menyahut: “Bapa Uskup, kemarin malam to, Diakon minum sampai mabuk.”
  • ⁠Aku pun menimpalinya: “Masa, diakon minum sampai mabuk?”
  • ⁠Ia pun menjawab: “Betul Bapa Uskup. Saya sendiri melihatnya!
  • ⁠Aku pun memeluknya dan berkata kepada Romo dan beberapa awam di situ: “Wah, bahaya bagi Romo-Romo dan Diakon di paroki ini karena si malaikat kecil ini akan membisikkan segala sesuatu yang dilihatnya di pastoran ini…hahaha.

Ketika saya menceritakan kembali kisah si bocah malaikat pembisik ini kepada Romo paroki, beliau juga membenarkan karakter kejujuran dan keberanian bocah ini karena suatu waktu ia melihat seorang bapa membonceng seorang cewe. Ia lalu menceritakan kepada Romo paroki bahwa si bapa itu selingkuh karena membonceng cewe yang bukan istrinya.

Saya lalu memanggil para Romo, Diakon dan Frater yang melayani di paroki ini untuk belajar dari kepolosan dan kejujuran si bocah malaikat pembisik ini. Tapi sekaligus juga mereka harus berhati-hati dan bijaksana dalam bertindak karena bukan hanya ada malaikat di surga yang mendoakan kita, tapi juga ada malaikat pembisik kecil tak bersayap, si Mark Herman yang akan menceritakan dengan jujur dan polos semua yang dilihat dan dialami bersama kalian di paroki ini.

Saya hanya berharap dan berdoa semoga si Malaikat pembisik kecil ini akan menjadi seorang Romo di masa yang akan datang.

Nantikan kisah inspiratif selanjutnya

Salam, doa dan berkatku dari pulau Taliabu untukmu ( Mgr. INNO NGUTRA: Minnong – Duc In Altum )

keuskupan amboina

Recent Posts

GEREJA KECIL BANDA NEIRA BANGKIT KEMBALI

Sepenggal Kisah dari Domba-Domba Kecil di Banda Neira “Gedung kami dihancurkan dan dibakar, tapi puing-puingnya…

49 mins ago

JADILAH SHALOM BAGI SESAMAMU

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA BANDA NEIRA, MALUKU TENGAHJumat, 18 Oktober 2024Pesta St. LukasInjil: Luk.…

4 hours ago

MENCARI-CARI KESALAHAN DARIPADA MENGAKUI KEBENARAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISEKamis, 17 Oktober 2024Injil: Luk. 11 : 47 -…

1 day ago

MENJADI BERKAT BUKAN BEBAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISERabu, 16 Oktober 2024Injil: Luk. 11 : 42 -…

2 days ago

MAMA, AKU INGIN BERSEKOLAH

Kisah Romo Erol dari Taliabu, Part 2 Para sahabat, mari kita membantu Romo Erol untuk…

3 days ago

BERPENAMPILAN PARLENTE DENGAN MULUT MANIS

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISESelasa, 15 Oktober 2024Injil: Luk. 11 : 37 -…

3 days ago