Categories: Daily WordsRenungan

KERINDUANKU YANG PALING DALAM( My deepest Desire )

DAILY WORDS, JUMAT, 05 JULY 2024
PEKAN XIII MASA BIASA
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : AM 8: 4– 6. 9 – 12
MAZMUR : MZM 119: 2. 10. 20. 30. 40. 131
INJIL : MAT 9: 9 – 13

@ Hari-hari ini, dalam syering dengan kakak-ku Pit Lewa Tereng dan Fransiska Orin di kampung halaman via telpon dan Video Call (VC), mereka menggambarkan betapa panas suhu udara di kampung halaman, Tanah Tereket – Lembata. Memang benar! Di sekitar bulan-bulan ini, NTT dan lebih khusus di daerahku, musim panas sungguh terasa. Langit selalu cerah dengan terik matahari yang menyengat. Pepohonan meranggas dan yang tinggal hanyalah dahan dan ranting. Padang rumput menjadi kuning kecoklatan bak gurun pasir di sepanjang Semenanjung Sinai. Suhu udara sungguh-sungguh menyengat. Sinar matahari bahkan tak terbendung oleh segumpal awan pun. Suhu udara menjadi bertambah panas akibat letusan gunung berapi Ile Lewotolok yang ada di depan mata kalau kita memandangnya dari kampung halamanku. Dalam situasi ini, bukan saja panas yang dikeluhkan tetapi debu panas pun yang dicemaskan dan dapat membawa dampak negative bagi kesehatan warga masyarakat setempat. Dalam situasi suhu udara yang kian panas dan mengganas, saya mensyeringkan keadaan cuaca dan suhu udara di Maluku khususnya di seputar pulau Ambon, Buru Selatan, Saparua, Haruku, Nusa Laut dan Seram Selatan. Hampir dua bulan terakhir ini, hujan turun dengan lebatnya hampir setiap hari. Di saat saya menulis refleksi ini, hujan pun sedang turun dengan lebat dan ini sudah terjadi sejak empat lima hari yang lalu. Rasanya seperti langit di atas pulau Seram dan kepulauan Lease ini lagi “bocor”. Mendengar hal ini dan menyaksikan lewat Video Call (VC), kakak saya bercanda demikian, “Ade, tolong kirimkan kami air hujan. Biar setetes saja buat membasahi persada Lembata yang lagi kering kerontang disengat panas matahari yang kian membara. Kerinduan yang paling dalam orang-orang di kampung halamanku saat ini hanyalah SETETES AIR HUJAN buat membasahi bumi yang gersang.

@ Seruan nabi Amos tentang situasi orang-orang di kerajaan Utara (Israel) menggambarkan bahwa mereka sedang membangun kerinduan yang “salah” atau “keliru”. Para pedagang hanya merindukan saatnya menjual gandum dan berdagang terigu, yang mana, mereka dengan caranya memanipulasi segala cara untuk memperkaya diri dan memiskinkan orang-orang yang sudah miskin. Kerinduan mereka bukan pada kehadiran Allah dan pertobatan diri mereka. Kerinduan mereka hanya pada hal-hal duniawi, pada tindakan untuk memperkaya diri, pada tindakan pemerasan orang miskin, bahkan pada aktivitas jual beli manusia untuk diperbudak. Inilah kebobrokan yang sedang dibuat oleh para pimpinan kerajaan dan kaum elite dalam masyarakat kerajaan Utara (Israel). Allah akan membalikkan semua yang sedang mereka alami. Situasi kritis akan mereka alami dan akhirnya mereka bukan lagi merindukan hal-hal duniawi yang bersifat sementara melainkan merindukan keselamatan yang datang dari Allah. Dari kerinduan akan harta, kekuasaan dan kenikmatan duniawi kepada kerinduan akan Firman Allah yang menyejukkan.

@Matius – Pemungut Cukai, tanpa diskusi panjang, tanpa tedeng aling-aling, bergegas mengikuti Yesus setelah mendengar suara panggilan-Nya, “Ikutlah Aku”. Rupanya setiap hari, Matius sudah jenuh dengan rutinitasnya yang lebih didominasi oleh tindakan pemerasan terhadap orang-orang miskin lewat siste perpajakan yang manipulative. Matius bak tinggal di dalam situasi yang bobrok dan memuakkan. Di kedalaman hatinya, Matius merindukan suatu pembebasan dari situasi yang sungguh melilit kehidupannya. Datanglah Sang Firman dengan sapaaanNya yang menyejukkan dan menjanjikan. Matius bak seorang pesakitan yang merindukan kehadiran seorang dokter/tabib. Dan sungguh, yang memanggilnya saat itu adalah Sang Tabib Agung – Yesus Kristus. Dialah Firman Allah yang hidup – Firman yang menjadi manusia. Kerinduan Matius sebagai seorang pasien akhirnya terjawab. Tuhan bahkan mengunjungi dia di rumahnya. Kerinduan Matius yang mendalam akan Pembebas Sejati, akhirnya terjawab. Oleh karena kerinduan yang mendalam ini, dia – Matius, tanpa ragu-ragu meninggalkan kebiasaannya yang lama dan bergegas mengikuti Tuhan dan membiarkan Tuhan datang ke dalam hati dan hidupnya (rumahnya).

@ Dari pengalaman orang-orang Israel di kerajaan Utara dan pengalaman Matius – Pemungut cukai, kita boleh bertanya diri: apa kira-kira kerinduanku yang paling dalam? Sebagai orang beriman, idealnya, saya dan saudara/i mestinya merindukan Tuhan seperti orang-orang dari kampung halamanku merindukan setetes air hujan, seperti orang-orang dari kerajaan Utara (Israel) merindukan/lapar akan Sabda Tuhan, seperti Matius – Pemungut cukai merindukan/lapar akan Firman Tuhan – Sabda yang hidup, Yesus Kristus. Jika demikian, mari kita mencari dan mengalami keakraban dengan Tuhan lewat membaca dan mendengar firmanNya dan lebih lagi, lewat menyambut Tubuh dan Darah-Nya di dalam Ekaristi Kudus. Make sure, Jesus has to be our deepest desire. Have a wonderful day filled with love and compassion. Warm greetings to you all. padrepiolaweterengsvd

keuskupan amboina

Recent Posts

KASIH YANG MELAHIRKAN KEPEDULIAN

DAILY WORDS, RABU, 18 SEPTEMBER 2024HARI BIASA DALAM PEKAN BIASA XXIVBY RP. PIUS LAWE, SVD…

4 hours ago

TUHAN SEDANG MENANTI UNTUK MENGAMPUNI DAN MEMBEBASKANMU

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISEKamis, 19 September 2024Injil: Luk. 7 : 31 -…

4 hours ago

BEBAL HATI LUMPUHKAN DAYA PIKIR

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISERabu, 18 September 2024Injil: Luk. 7 : 31 -…

1 day ago

KATA-KATA YANG MEMBAWA HARAPAN & HIDUP

DAILY WORDS, SELASA, 17 SEPTEMBER 2024HARI BIASA DALAM PEKAN BIASA XXIVBY RP. PIUS LAWE, SVD…

2 days ago

YESUS SANGAT DEKAT DENGAN MEREKA YANG MENDERITA

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISESelasa, 17 September 2024Injil: Luk. 7 : 11 -…

2 days ago

IMAN MENGATASI PRIMORDIALISME

DAILY WORDS, SENIN, 16 SEPTEMBER 2024HARI BIASA DALAM PEKAN BIASA XXIVPW MARTIR ST. KORNELIUS, PAUS,…

3 days ago