KROLOGI SAKIT PASTOR YAN ORATMANGUN

Pada senin, 15 April 2024, Pastor Yan Oratmangun, bersama Bapa Uskup Inno Ngutra, dan rombongan Kuria Keuskupan Amboina, dan para Wakil Uskup (vikep) tiba di pelabuhan Elat, Kei Besar. Pastor Yan , sebagai Wakil Uskup Kepulauwan Tanimbar dan MBD, datang ke Kei Besar untuk mengikuti Rapat Kuria dan Para Wakil Uskup, yang akan di laksanakan di Ngefuit Atas (Kei Besar), tanggal 16 – 17 April 2024.
Pastor Yan, bersama beberapa Wakil Uskup lain menumpangi mobil yang saya bawa. Kami dari Elat menuju Waur. Dalam perjalanan Pastor Yan sangat senang karna bisa datang lagi di Kei Besar, setelah sekitar 20- an tahun. Beliau juga mengagumi perkembangan sarana jalan yang sudah lebih baik.
Di Waur Pastor Yan menginap di rumah dari Pastor Yos Ruban, MSC. Menurut informasi dari umat, pada malam itu Pastor Yan merasa badan kurang vit, sehingga Beliau meminta untuk cari tukang urut. Beliau meminta kalau boleh tukang urut laki-laki, supaya bisa lebih kuat mengurut (memijat) mengingat badan Pastor Yan besar. Namun tidak dapat tukang urut laki-laki, sehingga, Pastor Yan tidak jadi diurut. Pada malam itu saat makan bersama, menurut info dari beberapa umat dan rekan pastor, Pastor Yan makan agak banyak, termasuk makan daging babi.
Pada esoknya, tanggal 16 April 2024, Pastor Yan mengikuti rapat kuria dan para wakil uskup di lokasi Goa Maria Ngefuit Atas. Rapat selesai sekitar jam 19.30, dilanjutkan dengan makan malam. Selesai makan malam, Pastor Yan balik ke rumah, tempat ia menginap. Menurut informasi dari tuan rumah, katanya malam itu, Pastor Yan sampaikan bahwa dia makan sedikit saja karna kondisi badannya kurang Vit.
Ketika sampai di rumah, Pastor Yan cerita sejenak dengan tuan rumah, Beliau pamit untuk masuk kamar. Tuan rumah sempat buat susuh panas, dan Pastor Yan membawa gelas susu tersebut ke kamar. Beliau masuk tidur sekitar jam 9 malam.
Pada tengah malam, tuan rumah dengar Pastor Yan batuk-batuk keras. Tuan rumah sempat bangun dan mengetuk pintu memanggil Pastor Yan, dan Pastor Yan balas menjawab, tetapi tidak membuka pintu.
Pada pagi harinya, tuang rumah coba membangunkan Pastor Yan. Mereka memanggil beberapa kali, dan Pastor Yan menjawab, nanti tidak membuka pintu. Karna sudah panggil berulang-ulang tidak buka pintu maka tuan rumah memanggil umat lain, Ibu Lin Farneubun untuk bantu membangunkan Pastor Yan untuk makan pagi dan ke tempat rapat. Ibu Lin memanggil, beberapa kali dan Pastor Yan menjawab, namun Pastor Yan tidak juga membuka pintu. Mereka coba menginisyatif membuka pintu namun pintu terkunci dari dalam. Akhirnya Ibu Lin menghubungi Pastor Yopi, untuk menyampaikan kondisi Pastor Yan. Karna Pastor Yopi sudah di tempat rapat, maka Beliau mengontak saya untuk mengecek kondisi Pastor Yan.
Saya dengan Bapa Koster dan perawat , Ibu Dorce ke rumah tempat menginap Pastor Yan. Ketika sampe di rumah, saya panggil Pastor Yan. Dipanggil beberapa kali baru Beliau menjawab, dan saya meminta untuk Pastor Yan membuka pintu kamar. Namun tidak juga dibuka, saya panggil lagi, Beliau menjawab, tetapi tidak membuka pintu. Akhirnya saya meminta umat untuk memanjat jendela, dan melihat ke dalam kamar lewat ventilasi jendela.
Ternyata Pastor Yan sudah tergeletak di lantai kamar. Akhirnya saya meminta untuk picahkan kaca jendela untuk buka jendela, dan ada yang masuk untuk buka pintu kamar. Ketika pintu kamar dibuka saya dan perawat masuk ke kamar untuk mengecek kondisi Pastor Yan. Perawat tensi, tekanan darahnya 180 / 120, cek kolestrol 201, asam urat 9,8, gula darah juga tinggi (saya lupa persis angkanya). Akhirnya Ibu Perawat menelpon pihak puskesmas untuk membawa bulance dan peralatan medis. Tidak lama kemudian Ambulance sampe dengan beberapa petugas medis dan peralatan medis. Mereka merawat Pastor Yan, termasuk memberikan infus dan oksigen. Setelah koordinasi, dengan berbagai pihak, Pastor Yan diantar ke pelabuhan Elat untuk naik kapal cepat ke Kei Kecil.
Dalam perjalanan ke Kei Kecil , dengan kapal cepat, Pastor Yan sempat sadar dan bicara, hanya belum stabil. Pastor Yan diantar ke RS. Hati Kudus Langgur. Setelah dirawat di sana beberapa jam, Beliau di rujuk ke RSUD Karel Sadsuitubun. Informasi dari Pastor Jemris, yang ditugaskan untuk mengatar dan menjaga Pastor Yan, selama dirawat di RSUD, kesadaran Beliau tidak stabil. Ketika sadar dan berbicara, tidak nyambung, tidak kenal orang di sekitar, dan juga sering berontak. Dari pihak RSUD menganjurkan untuk rujuk ke Ambon, supaya bisa CT Scan untuk mengetahui kondisi sakitnya yang lebih alurat. Setelah dikoordinasi dengan pihak maskapai penerbangan , pihak medis dan juga pihak kapal laut, maka diputuskan nanti tanggal 26 April baru bisa diantar dengan pesawat ke Ambon.
Pada tanggal 22 April 2024 malam kondisi Pastor Yan mulai drop. Dan pada tanggal 23 April 2024, pkl 21.56 WIT, Pastor Yan menghembuskan napas terakhir.
Selamat jalan Kaka Pastor Yan, semoga berbahagia di Surga. Jadilah pendoa bagi kami. 🙏
(Hormat saya, Pastor Pius T) 🙏🙏🙏