EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISEKamis, 06 April 2023Kamis dalam Pekan Suci dan Kamis…
Para saudara-saudari terkasih, pernahkan anda melihat, rambu-rambu lalu lintas? Di jalan raya atau jalan umum sering ditemui simbol atau lambang yang memberi keterangan tentang apa yang harus diperhatikan saat mengendarai kendaraan. Ada tanda untuk belok ke kiri, simbol tanjakan, simbol tanda seru dan lain sebagainya. Tanda-tanda itu sebenarnya hanya mau mengatakan satu hal yakni apa yang diberi tanda itu ada, akan dihadapi, akan hadir, akan datang atau akan dialami di masa yang akan datang. Simbol-simbol yang kelihatan bukanlah secara asli melukiskan atau menghadirkan tentang bagaimana bentuk tikungan atau jalan tersebut tetapi memberi pengertian bahwa pasti suatu waktu kita akan memasuki sebuah tikungan yang ada di dalam perjalanan kita.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Injil bercerita secara menarik tentang tanda. Sebuah tanda bercerita banyak tentang hal-hal yang akan sudah terjadi dan akan terjadi. Misalnya kalau kita menandai diri dengan tanda kemenangan Kristus, maka serentak kita mengingat akan misteri Allah Tritunggal Bapa, Putera dan Roh Kudus dalam proyek keselamatan yang dibuat di atas kayu salib. Di Injil Yesus mengajak orang banyak untuk mengamati tentang tanda-tanda alam. Tanda itu harus diperhatikan karena hendak mengajarkan seseorang tentang hal-hal baru. Sama dengan pohon ara yang bertunas memberi tanda bahwa musim panas sudah dekat, keberadaan Yesus, menjadi tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Jadi denga kata lain, Yesus hendak mengajak para pendengarnya bahwa Dirinya merupakan tanda kehidupan, kebenaran dan jalan kepada keselamatan. Yesus hendak mengatakan kepada para pengikutnya bahwa Dia sungguh-sungguh ada dan Tuhan itu hadir dan tinggal diantara manusia. Manusia itu tidak sendirian dan mengalami kesepian melainkan punya teman, sahabat, kakak, ibu, ayah bahkan keluarga besama Yesus.
Para Saudara-saudari terkasih, memang Yesus sudah tidak lagi kita lihat sejak kembalinya beliau ke surga, tetapi di Injil kita dengar sendiri bahwa Ia berkata: “langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabdaku takkan berlalu.” Jadi ternyata Yesus itu tetap ada dan hadir serta menemani lewat kata-kata, lewat 8 sabda bahagia, lewat khotbah di bukit, lewat 7 kata terakhir salib dan lain-lain. Sampai di sini kami sangat mengerti dan memahami orang-orang yang biasa posting di status mereka ayat-ayat Kitab Suci pada hari Minggu. Itu tandanya orang tersebut sungguh merasa Tuhan ada di dalam hidupnya. Sangat mungkin orang tersebut merasa tidak berjalan sendiri tetapi ada Tuhan yang menemani dirinya.
Kendati harapan kita demikian, tetapi penghianatan-penghianatan manusia tetap terjadi Mengingat kembali di zaman renesan atau pencerahan atau bahasa Jermannya Aufklarung yakni sebuah gerakan besar di Eropa pada abad ke-18 yang memberi kedudukan luar biasa pada akal budi manusia. Ada seorang om yang bernana Niche yang menulis buku kematian Tuhan. Kata-kata yang viral saat itu (God is Tott) bahwa Tuhan tidak ada lagi dan yang ada sekarang adalah otak manusia. Ia menekankan Tuhan telah mati, dan manusialah yang membunuhnya. Rumusan ini memang betul dan terjadi pada peristiwa salib tetapi rumusannya tidak bisa bertahan karena mereka yang sependapat dengan om Niche ini memutuskan untuk berhenti mengenal tanda-tanda sebelum peristiwa salib, selama peristiwa salib dan kejadian setelah peristiwa salib dalam kaca mata iman.
Selanjutnya saudara-saudari sekalian yang masih beriman kuat, kita semua yang ikut dalam novena Bunda Hati Kudus Yesus mengulangi apa yang dibuat pater jules chevalier di tahun 1853 (abad pencerahan) kurang lebih 170 tahun yang lalu. Kita semua bisa memahami sekarang bahwa pater pendiri membaca tanda-tanda zaman pencerahan itu bahwa Tuhan sudah disingkirkan sehingga manusia tidak lagi harus peduli dengan sesama manusia. Cara berpikir ini merupakan penyakit seperti indiferentisme dan egoisme yang muncul dengan kuat. Penyakit-penyakit zaman itu, dimata pater pendiri bukan menjadi beban yang harus dihindari tetapi menjadi tanda agar Tuhan harus hadir di tengah orang-orang, masyarakat dan keluarga-keluarga yang mengalami suasana tersebut. Oleh karena itu pater pendiri; Jules Chevalier meminta petunjuk Maria dalam novena untuk membantu karya kecil yang dimulainya di isodang. Tanda berikutnya dan menjadi puncak keyakinan bahwa Tuhan merestui karya ini adalah bantuan dana yang sangat besar itu. Pemberian itu diyakini sebagai pemberian dari seorang ibu yang tulus hati itulah ibu Maria kita. Maria denga Gelar bersahaja Bunda Hati Kudus (Mari, Mother of The Sacred Heart). RP YOS PATRIS MSC
Dari Stasi Pinggiran St. Petrus Kalar-Kalar, Aru Selatan Barat “Ketika ada jedah lagu, tiba-tiba gadis…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…
Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…