INGATLAH JANJIMU KEPADA KAMI, BAPA

Siang ini, waktu 5 hari 4 malam pun bergerak ke titik batas. Setelah Misa dan sarapan pagi, kami pun berangkat ke pelabuhan di mana kapal perusahaan Tambang di Wetar telah menanti untuk membawa kami kembali ke pulau Kisar.

Kini, detik-detik terakhir itu pun tiba ketika aku keluar dari mobil Danramil sambil berjabat tangan dan mengucapkan terima kasih serta menguatkan domba-domba kecil nan polos wajah, yang berdiri berderet di atas dermaga itu. Terlihat jelas wajah yang penuh sukacita, namun seakan menyembunyikan rasa berat untuk berpisah denganku, Sang Gembala yang telah tinggal bersama mereka selama hampir sepekan tanpa signal, yang hanya diisi dengan kunjungan, cerita bersama, piknik dan main kartu.

Di antara deretan domba-domba kecil yang berbaris itu, terdengarlah bisikan seorang gadis remaja; “Bapa, jangan lupa kembali lagi mengunjungi kami 3 tahun mendatang seperti janjimu, ya?” Rupanya gadis remaja ini ingat akan janjiku kepada mereka bahwa saya pastikan dalam rentang waktu 3 tahunan saya akan kembali lagi kepada mereka, karena di wilayah ini ada 6 pulau yang dihuni oleh umat Katolik, yang jaraknya sangat jauh antar pulau yang satu dengan yang lainnya sehingga dalam sekali kunjungan hanya bisa dijangkau 2 pulau yang berdekatan.

Mendengar teriakkan kecilnya, maka kuhampiri dirinya, yang secara spontan mulai menyeka tetesan air mata yang jatuh di kedua pipinya yang hitam manis itu, dan berbisik kepadanya; “Pasti, pasti Bapa akan kembali mengunjungimu di pulaumu ini. Bapa akan penuhi janjiku kepada kalian.” Ia pun menganguk sambil memaksa tersenyum dan tertawa kecil dibalik kesedihan hatinya.

Aku pun menuruni tangga kapal tanpa memandang ke belakang kepada domba-domba kecil yang berdiri melambaikan tangan di atas dermaga itu, karena ingin menyembunyikan rasa haru dan cinta kepada mereka yang telah menerimaku dalam kesederhanaan dan keterbatasan mereka.

Kapal pun sedikit demi sedikit menjauh dari dermaga karena waktu sudah menunjukkan pukul 11.00. Ya, pulau Wetar yang gersang tapi menyimpan emas dan tembaga itu telah kuntinggalkan bersama dengan domba-domba kecilku di sana. Hanya seuntai doa kecil kupanjatkan semoga Tuhan yang empunya mereka tetap menguatkan dan menghibur mereka sampai saatnya aku akan kembali lagi kepada mereka di tahun 2026 nanti.

Ditulis kembali di atas kapal Steward yang membawa kami dari pulau Wetar ke pulau Kisar selama 4 jam perjalanan oleh: Mgr. INNO NGUTRA

keuskupan amboina

Recent Posts

MENOLAK KEBAIKAN DAN MEMBINASAKAN ORANG BAIK

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…

2 hours ago

SADAR DAN BERTOBATLAH SEBELUM ORANG LAIN MENANGISIMU

EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…

1 day ago

KEMBANGKANLAH TALENTAMU

EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…

2 days ago

TUHAN SEDANG MENCARIMU

Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…

3 days ago

MEMOHON KEPADA TUHAN DENGAN PENUH IMAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…

4 days ago

PEKA MEMBACA TANDA-TANDA ZAMAN

DAILY WORDS, MINGGU, 17 NOVEMBER 2024HARI MINGGU DALAM PEKAN BIASA XXXIIIBY RP. PIUS LAWE, SVD…

5 days ago