EMBUN ROHANI PAGI DARI LANGGUR, KOTA PARA MARTIR KEI; MGR. YOHANES AERTS DAN TEMAN-TEMANNYASelasa, 20…
DAILY WORDS, SELASA, 21 MARET 2023
PEKAN IV PRAPASKAH
BACAAN I : YEH 47: 1 – 9. 12
MAZMUR : MZM 46: 2 – 3. 5 – 6. 8 – 9
INJIL : YOH 5: 1– 3a. 5 – 16
by RP. Pius Lawe, SVD
@ Satu kebenaran yang tak terbantahkan adalah “ kemana air mengalir, di sana ada kehidupan”. Atau, “di mana ada air, di sana ada kehidupan”. Namun pernyataan kedua ini bisa dibantahkan dengan adanya fakta “Laut Mati” yang di dalamnya tidak ada kehidupan oleh karena kadar garam yang sangat tinggi. Sebagai catatan, Laut Mati sering dipakai sebagai symbol “kematian yang terjadi oleh karena tidak ada kasih”. Benar, air yang mengalir dari utara dan sampai di Laut Mati tidak lagi mengalir kemana-mana artinya tidak lagi menebar kehidupan. Karena tidak lagi menebar kehidupan maka air yang tergenang ini pun tidak membawa kehidupan. Tidak ada lagi kehidupan yang tercipta di dalamnya.
@ Tentang kebenaran bahwa “ kemana air mengalir, di sana ada kehidupan ”, saya teringat materi pelajaran Sejarah Dunia tentang peradaban-peradaban tua di dunia. Sebut saja, peradaban tua di lembah sungai Kuning di Asia, sungai Nil di Afrika, sungai Gangga di India – Asia, Sungai Eufrat dan Tigris di Babilonia – Asia, sungai Mississippi di benua Amerika Utara, sungai Amazon di Amerika Selatan, dll. Hampir semua peradaban tua dunia dimulai di wilayah seputar lembah yang subur oleh karena adanya air yang menjanjikan kehidupan. Di wilayah-wilayah yang subur ini, manusia mulai dengan kebiasaan bercocok tanam. Air menjadi sumber segalanya bagi keberlangsungan hidup manusia.
@ Kita tahu dan percaya jika air adalah sumber kehidupan. Kisah dalam nubuat nabi Yehezkiel menegaskan hal di atas. Sepanjang air sungai yang mengalir di seputaran Bait Suci, di sana selalu ada kehidupan. “Kemana saja sungai itu mengalir, segala makluk yang berkeriapan di dalamnya akan hidup…” Kitab Suci menegaskan apa yang menjadi keyakinan kita di atas dan apa yang sudah terukir dalam sejarah peradaban manusia.
@ Kebenaran bahwa dimana ada air selalu ada kehidupan juga tersurat di dalam cerita injil hari ini. Seputar kolam Betesda, pada kelima serambinya, berbaring orang-orang sakit yang siap untuk mengalami kesembuhan atau KEHIDUPAN BARU ketika masuk dalam kolam yang airnya sedang bergoncang. Ironisnya, ada seorang yang belum mengalami KEHIDUPAN yang sesungguhnya, dia yang sudah menderita sakit begitu lama, namun oleh karena KETIADAAN KASIH yang dapat membawanya masuk ke dalam kolam yang airnya sedang bergoncang, dia masih tetap berbaring sakit. Dia meangalami “ kematian spiritual” dan “ kematian social” karena tidak ada kepedulian dari sesama yang ada di sekitarnya. Ya, sebagaimana yang dikeluhkannya pada Yesus, TIDAK ADA YANG MEMBANTU-nya untuk masuk ke dalam kolam itu. Ketika dia masih terseok-seok menuju ke dalam kolam saat air kolam itu bergoncang, orang lain sudah mendahuluinya. Saya berpikir, mungkin ada dua kondisi yang tersirat di dalam cerita ini sebagai persyaratan untuk mengalami penyembuhan. Pertama, hanya pada saat air kolam Betesda bergoncang, ada daya penyembuhan. Kedua, pada saat air kolam Betesda bergoncang, hanya orang pertama yang masuk ke dalamnya saja yang dapat sembuh atau menjadi tahir. Jika memang dua persyaratan itu sebagai syarat yang mutlak, maka sampai kapan pun, orang sakit ini tak akan pernah sembuh.
@ Ada beberapa hal yang baik yang mungkin dapat saya pelajari dari kisah ini. Pertama , kuasa Tuhan melampaui persyaratan-persyaratan atau kondisi-kondisi duniawi manusia dan alam. Kedua , kuasa Tuhan juga melampaui egoisme manusia, khususnya mereka semua yang kurang peduli akan keberadaan si sakit yang sudah lama berbaring di pinggir kolam Betesda, dan juga mendobrak kemapanan aturan yang kaku yang kurang peduli pada nilai-nilai kemanusiaan (taat pada hari Sabat lebih dari kepedulian akan keselamatan anak manusia). Ketiga , kepedulian Tuhan Yesus melampaui persyaratan atau kondisi manusia dan alam. Keempat, kemauan untuk menjadi sembuh, kesabaran dan ketekunannya, serta keterbukaan hatinya pada Yesus telah membuka ruang bagi belas kasih Allah sehingga dia bukan saja memperoleh kesembuhan fisik melainkan juga pembebasan dari segala dosa-nya. Keempat , ketika di dalam hidup ini, tidak ada lagi rasa “saling peduli” dan tidak ada lagi “ saling berbagi” maka KEMATIAN SEDANG TERJADI.
@ Mari kita dekatkan diri pada Tuhan di masa yang kudus ini. Semoga kuasa Tuhan sungguh melampaui segala kelemahan manusiawi kita dan terlebih melampaui keyakinan-keyakinan lama yang menghambat kita untuk peduli dan mencinta secara leluasa dan tulus, menghambat kita untuk bisa berbagi satu dengan yang lain. Have a great day filled with love and compassion. Warm greetings to you all! Salve..salve..salve…padrepiolawesvd!! 🙏🙏🙏😇😇😇🫰🏿🫰🏿🫰🏿
Dari Stasi Pinggiran St. Petrus Kalar-Kalar, Aru Selatan Barat “Ketika ada jedah lagu, tiba-tiba gadis…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…
Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…