DAILY WORDS, SABTU, 18 JUNI 2022PEKAN BIASA XIBY RP. PIUS LAWE, SVD BACAAN I :…
Hari ini Injil menampilkan suatu perumpamaan tentang Pukat (Ranjau/Jerat). Kerajaan surga itu seperti Jerat/pukat. Dalam rangka memahami teks ini, kami lebih suka membawakan homili atas bacaan ini dengan judul “Dipisahkan dari yang jahat”
Kalau kita berdoa doa Bapa Kami, pasti dalam rumusan terakhir doa itu disebutkan “bebaskanlah kami dari yang jahat amin.” Perumpamaan tentang pukat juga memiliki kemiripan dengan rumusan akhir doa Bapa Kami itu bahwa dengan jerat atau pukat Tuhan, maka seseorang ditangkap menjadi milik Allah, ada bersama Allah dan seluruh keadaan yang di alami Allah itu. Dengan kata lain seseorang dipisahkan dari bukan Allah yaitu sesuatu yang jahat.
Strutur teks Mat. 13:47-53 memperlihatkan adanya pemisahan yang dilakukan oleh sang Ilahi itu. Paragraf pertama dari ayat 47-50 memperlihatkan adanya pengumpulan ikan yang baik ke dalam pasu sedangkan yang tidak baik dibuang. Paragraf kedua dari ayat 51-52 juga memperlihatkan harta baru dan harta lama yang tentunya seseorang lebih memilih untuk mempunyai harta yang baru dari perbendaharaanya. Nah konsekwensi dari pemisahan ini adalah ada kelompok yang bergabung dengan hal-hal yang baik dan dengan demikian mereka dipisahkan dari yang jahat. Beberapah hal yang bisa ditanyakan selanjutnya.
Saudara-saudari terkasih, mengapa pemisahan dari yang jahat itu dilakukan secara tau dan mau oleh Tuhan? Pertama-tama, bisa dikatakan bahwa pemisahan itu suatu perkerjaan wajib Tuhan. Pada ayat 48, tahap kedua dari pekerjaan Tuhan yang memasang jerat adalah memeriksa kembali hasil tangkapan dalam jerat yang telah dipasang itu. Dikatakan secara simbolis bahwa “setelah penuh, pukat itu diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang.” Jadi, proses pemisahan yang dilakukan oleh Tuhan merupakan suatu tahap yang paling penting dan paling menentukkan hasil selanjutnya.
Bila seseorang dipisahkan dari yang jahat berarti sesungguhnya kita ini adalah milik pusakanya Tuhan. Milik pusaka Tuhan itu juga rapuh, rentan terhadap godaan dan rayuan setan sehingga butuh bantuan dan campur tangan Tuhan. Seseorang butuh bantuan Tuhan dan tidak hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Di Injil disebutkan bahwa malaikat-malaikat yang mewakili Tuhan akan memisahkan orang jahat dari orang benar (ay.49).
Saudara-saudari terkasih, hal apa yang jahat atau apakah sesuatau yang jahat itu sehingga seseorang harus dipisahkan darinya? Pertama, Injil sudah jelas menyebutkan realitas dapur api pada ayat 50. Di dalam dapur api itu terdapat gambaran tentang kesedihan yang dibahasakan dengan kata ratapan dan kemarahan yang dibahasakan dengan menggunakan kata kertakan gigi. Nah Tuhan dengan pukatnya hendak memisahkan seseorang dari situasi dapur api yang ada itu. Kedua, hal jahat itu juga menunjuk pada setiap ahli Taurat yang tidak menerima pelajaran dari hal kerajaan sorga itu (bdk. Ay. 52). Mereka yang cuek, mereka yang sok pamer, mereka yang berkata-kata saja tapi tidak melakukan apa yang dikatakan itu patut dicurigai sebagai hal jahat dimana seseorang perlu meminta bantuan Tuhan supaya dipisahkan dari padanya. Tuhan su memberkati. Amin.
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…
Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…
DAILY WORDS, MINGGU, 17 NOVEMBER 2024HARI MINGGU DALAM PEKAN BIASA XXXIIIBY RP. PIUS LAWE, SVD…