Nabi Palsu (Matius 7:15-20)

Kepada kita, sejak dibaptis, dianugerahi Allah untuk mengambil bagian di dalam satu martabat mesianik. Itulah menjadi nabi. Kwalitas menjadi nabi, pertama-tama menemui Allah dan menaruh telinga yang tajam untuk mendengar apa kata Allah. Dulu Allah ditemui di atas gunung tapi sekarang di dalam kontemplasi. Artinya, tak dibatasi dimana hal itu dibuat atau terjadi. Bahkan termasuk kesekitaran kita ribut, asal kita tenang menemui Allah yang datang, pasti suaraNya terdengar jelas bagi kita.

Selesai menemui Allah dan mendengar SabdaNya, sang nabi diminta mewarta atau menyampaikan apa persis kata-kata Allah itu kepada umatNya. Dari gunung, yang didapat begitu harafiah. Namun kini, dengan kontemplasi, SabdaNya yang diperdengarkan dengan hurufiah, perlu menyusul di antaranya yang utama, intisari pesan yang mengoreksi hidup kekinian, dibagikan meluas.

Nabi, ketika mewarta, ia tahu bahwa dirinya adalah sebuah pesan yang hidup. Ia pertama-tama menghidupi pesan itu. Kata dan perilaku hidupnya harus bersesuaian dengan hasil kontemplasi yang ia buat sebelum mewarta. Artinya, mewarta di mimbar penting namun perlu bergema di ruang hidup harian. Kwalitas ini menghapus keraguan, sikap masa bodoh, bahkan tertawa sinis orang lain atas dirinya. Sulit menyampaikan Sabda Allah tentang pengampunan sementara sang pewarta sendiri memiliki deretan musuh bebuyutan di lingkungan, kring atau kombas, tempat mana ia tinggal.

Begitu juga, ia tidak mungkin teridentifikasi memalsukan dirinya untuk mencari kemuliaan yang semu. Konsistensi dan sinergisitas disiplin hidup antara kata dan perbuatan, kemurnian diri di waktu terang dan gelap, dalam keadaan bertebal dompet maupun kering sama sekali, menjadi unsur konstitutif atau pembentuk diri seorang nabi yang sejati di mata Allah dan sesama.

Dengan cara seperti itu, kita bukanlah nabi palsu, atau teridentifikasi sebagai nabi palsu. Karena nabi palsu dikenal dari inkonsistensi manis di bibir, lain di hati, rusak di kelakuan. Atau menurut Injil, buah-buah perbuatan yang ia hasilkan jadi ukuran siapa dia sebenarnya. Nabi Betul atau Nabi Palsu…???

………………..
M. Taher

keuskupan amboina

Recent Posts

MENOLAK KEBAIKAN DAN MEMBINASAKAN ORANG BAIK

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…

4 hours ago

SADAR DAN BERTOBATLAH SEBELUM ORANG LAIN MENANGISIMU

EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…

1 day ago

KEMBANGKANLAH TALENTAMU

EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…

2 days ago

TUHAN SEDANG MENCARIMU

Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…

3 days ago

MEMOHON KEPADA TUHAN DENGAN PENUH IMAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…

4 days ago

PEKA MEMBACA TANDA-TANDA ZAMAN

DAILY WORDS, MINGGU, 17 NOVEMBER 2024HARI MINGGU DALAM PEKAN BIASA XXXIIIBY RP. PIUS LAWE, SVD…

5 days ago