EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISESenin, 03 April 2023Senin dalam Pekan SuciInjil : Yoh.…
DAILY WORDS, JUMAT, 25 JULI 2025
PEKAN BIASA XV – TAHUN C
PESTA S. YAKOBUS, RASUL
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : II KOR 4: 7 – 15
MAZMUR : MZM 126: 1 – 2ab. 2cde – 3. 4 – 5. 6
INJIL : MAT 20: 20 – 28
@ Hari itu, sebelum kami bertujuh ditahbiskan menjadi imam di Kalikasa, sebuah kota kecamatan di Kabupaten Lembata oleh Mgr. Frans Kopong Kun, dalam derap ratusan kendaraan, kami ( Fr. Hendrik, Fr. Stev, Fr. Dominikus (alm.), Fr. Rikardus, Fr. Yohanes, Fr. Nikolaus dan Fr. Pius), diarak keliling kota Lewoleba sambil diperkenalkan kepada penduduk kota. Kami bertujuh, dengan mengenakan jubah putih, diminta berdiri di atas sebuah kendaraan pick up, melambai-lambaikan tangan sepanjang perarakan. Kami, hari itu bagai putera-putera raja yang diarak menuju tempat penobatannya. Setelah tahbisan tanggal 28 Juli 2005, sehari sebelum Misa Syukur di kampung halaman Tanah Tereket, sekali lagi saya diarak oleh kaum keluarga dan sahabat, pertama-tama mengelilingi kota Lewoleba dan akhirnya menuju kampung halaman. Hati ini enggan untuk berdiri dan mempertontonkan diri kepada penduduk kota, namun tuntutan pengendali acara, saya pun harus menurutinya. Rasanya, sekali lagi, seperti putera mahkota yang dihantar ke tempat penobatannya. Apakah ini satu perarakan menuju sebuah “ menara gading ” tempat saya mengisolasikan diri, dan masuk dalam sangkar yang meninabobokan saya serta membawa saya lelap dalam kenyamanan yang semu?
@Ya, tanpa menyepelehkan rasa hormat dan bangga keluarga atas terpanggil dan terpilihnya salah satu putera mereka menjadi imam Tuhan dan atas penghargaan mereka terhadap martabat imamat suci, pertanyaan di akhir alinea di atas selalu menggelinding di dalam pikiranku, mengiang-ingiang di telinga hatiku, terlebih ketika saya berhadapan dengan perang antara “kemauan ego -ku” dengan tuntutan hidup sebagai seorang imam Tuhan dan sejuta harapan dari umat, kepada mereka saya diutus untuk melayani. Fakta berbicara lain. Imamat suci bukan sebuah jembatan menuju menara gading. Imamat suci adalah sarana pengudusan yang menguatkan saya untuk menjadi martir Tuhan. Menjadi martir karena di atas segalanya, saya harus merelakan “ ego -ku” dibunuh atau “terbunuh”demi satu pelayanan yang tulus dan murni. Saya teringat kembali akan perarakan itu. Itu bukan sebuah prosesi menuju menara gading. Itu sebuah cemeti atau cambuk yang memotivasi saya untuk sadar bahwa ini bukan suatu perjalanan menuju MENARA GADING, tempat saya mengalami sebuah ZONA NYAMAN, tempat kaum intelektual hidup dan berkutat dengan dunia ide-ide. Tidak! Ini sebuah “ via dolorosa ” menuju Golgota – tempat penyaliban. Tentu saja bukan untuk mati konyol, karena sekali lagi, imamat adalah salah satu anugerah suci yang menghantar kepada kemenangan setelah melalui “via dolorosa”. Tetapi salib yang kupikul ini bukanlah beban yang diberikan oleh orang-orang yang Tuhan utus ke dalam hidupku (pelayanaku), melainkan satu medan pendakian untuk mengalahkan “kemauan diri/ ego ”.
@ Maaf jika goresan tentang pengalaman sebelum dan awal setelah ditahbiskan menjadi imam sudah membuatmu lelah untuk menelaah sari firman Tuhan hari ini. Namun, sebenarnya, pengalaman pergumulanku di atas membenarkan “jawaban Yesus” atas permintaan dari Ibu Yakobus, agar kedua puterannya mendapat ticket khusus yang menuntun pada kedudukan istimewa di dalam Rumah Bapa. Yesus dengan tegas mengatakan jika ini bukan soal “ sekedar kemauan gu’e ”. Ini tentang “meminum cawan yang Yesus minum”. Dan benar, St. Yakobus (Yakobus Tua) merupakan rasul Yesus yang paling pertama menjadi martir yang membela Kristus dan ajaran-Nya. St. Yakobus (Yakobus Tua) adalah rasul pertama yang meminum cawan kemartiran. Dia mati dipancung pada sekitar tahun 43/44 M atas perintah raja Herodes Agripa I.
@ Ya, St. Yakobus, Rasul adalah seorang manusia biasa. Dia bak bejana tanah liat yang menjadi duta Injil Tuhan. Meskipun dia cuma “sebuah bejana tanah liat”, oleh kekuatan dari Tuhan, dia tetap maju dan mewartakan Kristus kepada dunia, bahkan sampai mati dibunuh. Pengalaman St. Yakobus menegaskan bahwa menjadi murid Tuhan, pengalaman “ditindas”, “dianiaya” dan “dihempas” merupakan bagian tak terpisahkan dalam perjalanan pelayanan. Benar, bahwa pengalaman penindasan, penganiayaan dan penghempasan itu ada. Namun, berdasarkan pengalaman pergumulanku, penindasan dan penganiayaan itu bukan dari “ luar diri ” atau factor eksternal belaka. Ya, mungkin hal itu ada. Apalagi ketika saya be-rangan untuk selalu mau “menyenangkan semua orang”. Di jaman ini, bagiku, penindasan atau penganiayaan datang lebih dari dalam diriku. Sering, saya tertindas atau teraniayah oleh “kemauan pribadi/ ego -ku” berhadapan dengan tuntutan profesionalitas pelayanan dan keadaan umat/masyarakat yang Tuhan utus ke dalam hidupku.
@ Ya, siapa bilang “salib itu ringan adanya”. Siapa yang meremehkan kesiapan “ meminum cawan ”. Ini tantangan bagi setiap pelayan Tuhan (bukan merujuk hanya pada kaum klerus dan biarawan/I, melainkan semua profesi termasuk tantangan menjadi orang tua berhadapan dengan kemauan anak-anak JAMAN NOW ). St. Yakobus, rasul, telah menunjukkan jalan bagi kita. Dia mengajak kita bahwa untuk mencapai mahkota mawar-mawar, jangan pernah takut dengan duri-duri-nya. Dia juga menguatkan kita bahwa buah dari “ menabur dengan mencucurkan air mata” adalah surga – tempat jiwa-jiwa bersorak-sorai di hadirat Allah. Dia mengajarkan kepada kita bahwa panggilan menjadi pengikut Kristus bukanlah satu jalan menuju “ menara gading” tempat kita terisolasi dari dunia nyata, melainkan sebuah tanjakan VIA DOLOROSA yang membawa kita ke puncak Golgota untuk mati bersama Kristus di atas salib, menuju KEBANGKITAN YANG KEKAL. St. Yakobus, doakanlah kami.. Amin!! Have a blessed day filled with love and compassion. Warm greetings from the city of Dobo – the Land of Jargaria. padrepiolaweterengsvd 🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA DOBO, BUMI JARGARIASabtu, 26 Juli 2025Injil: Mat. 13 : 16…
(Sabtu, 26-07-2025) Semoga kasih Allah memberkati kita selalu Bacaan-Bacaan LiturgiPW. St. Yoakim dan Ana, Orangtua…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA DOBO, BUMI JARGARIAJumat, 25 Juli 2025Pesta St. Yakobus, RasulInjil: Mat.…
(Jumat, 25-07-2025) Semoga kasih Allah memberkati kita selalu Bacaan-Bacaan LiturgiPesta St. Yakobus Rasul Bac I:…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA DOBO, BUMI JARGARIAKamis, 24 Juli 2025Injil: Mat. 13 : 10…
DAILY WORDS, KAMIS, 24 JULI 2025PEKAN BIASA XVI – TAHUN CBY RP. PIUS LAWE, SVD…