[7/1, 00:23] Pius Lawe: DAILY WORDS, SABTU, 24 JUNI 2022PW HATI TAK BERNODA SP MARIAPEKAN…
DAILY WORDS, RABU, 23 JULI 2025
PEKAN BIASA XVI – TAHUN C
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : KEL 6: 1 – 5. 9 – 15
MAZMUR : MZM 78: 18 – 19. 23 – 24. 25 – 26. 27 – 28
INJIL : MAT 13: 1 – 9
@ Ketika masih terlibat dalam kegiatan pengentasan Penyakit Malaria yang didanai oleh badan kesehatan dunia melalui Asosiasi unit pelayanan kesehatan nirlaba ( non profit) berlatar belakang Gereja Katolik (PERDHAKI), saya berkesempatan datang ke Bali untuk satu kegiatan Monitoring dan Evaluasi (MONEV). Saya sempatkan diri membeli souvenir untuk saya hadiahkan kepada para pegawai, mengingat Natal dan Tahun Baru hampir tiba. Saya belanjakan belasan kain Bali. Sebagian besar kain yang saya beli itu bermotive Bali yang biasa dengan jenis kain yang murah. Ada satu dua kain yang saya beli khusus dengan kualitas bagus – asli Bali. Yang khusus ini saya pertimbangkan untuk beri pada satu dua orang senior yang saya pertimbangkan sudah sangat berjasa pada lembaga. Namun, ketika saya bagikan hadiah sederhana ini saat meeting akhir tahun, saya dapatkan reaksi yang berbeda. Pada pihak yang saya pertimbangkan untuk dapat kain yang nota bene khusus dan berkualitas, justru hadiah ini dirasa kurang berkenan dan bahkan ditukarkan dengan sesama teman yang mendapat kain bermotive biasa dan murah. Saya biarkan reaksi itu berlalu. Pada penghujung sesi pembagian hadiah, saya secara terbuka katakana jika kain yang modelnya berbeda dari semua yang lain adalah KAIN BALI YANG ASLI. Akhirnya pertukaran yang sudah terjadi itu dibatalkan. Saya hanya merenung di dalam hati: apa sebenarnya suasana hati setiap staff pegawai dalam menyikapi inisiatif-ku untuk berbagi di hari menjelang Natal dan Tahun Baru? Ya, setiap ladang hati tentu berbeda motivasi, tujuan, harapan dan kerinduan. Inilah yang mungkin selalu melatar-belakangi setiap aksi dan reaksi kita di dalam hidup.
@ Ya, sering indra dan perasaan yang timbul oleh hasil pengindaraan membohongi diri kita. Tangkapan kita pada realitas dunia di sekitar kita, pada apa yang kita dengar, lihat, cium, atau kecap, membawa kita pada kesan yang lebih didominasi oleh EMOSI ketimbang pertimbangan yang rasional, akurat, proporsional dan benar. Kita bahkan bisa mengambil keputusan hanya berdasarkan pada kesan indra, pada perasaan belaka, like and dislike , benefit atau tidak benefit, dan sebagainya, yang mengakibatkan kita melalaikan nilai atau poin yang sebenarnya. Kita mungkin saja melalaikan hal yang lebih substantif.
@ Mari kita meng-andai-kan diri kita masing-masing bak lahan tempat benih Sabda Allah ditaburkan. Terhadap setiap lahan, kita dapat menilai jika keadaan atau kondisi lahan ini dipenuhi atau terisi dengan motivasi, tujuan, harapan dan kerinduan yang mengitari hidup seseorang atau satu kelompok orang. Pertama, mari kita telusuri lahan yang terdapat pada orang-orang Israel dalam bacaan pertama. Orang-orang Israel yang sedang mengembara di gurun menuju Tanah Terjanji, dipenuhi dengan berbagai macam motivasi, tujuan, harapan dan kerinduan. Ada yang mungkin dipenuhi dengan motivasi yang murni, tujuan-harapan-kerinduan/ desire yang benar yaitu hendak keluar dari satu keadaan “ditindas” menuju satu dunia yang bebas merdeka atau yang dinamakan sebagai Tanah Terjanji. Sebagaimana yang kita dengar di dalam bacaan pertama, orang-orang Israel ini lebih dikuasai oleh motivasi yang dangkal. Mereka kurang dikuasai atau dikontrol oleh motivasi,tujuan, harapan dan kerinduan yang benar. Alhasil, ketika mendapat tantangan dan rintangan selama dalam pengembaraan, mereka lebih condong untuk bernostalgia tentang makanan yang lezat dan serba tersedia di Tanah Mesir – seputaran delta Sungai Nil meskipun mereka harus hidup dalam perbudakan atau penindasan bangsa Mesir.
@ Kedua , lahan hati yang terdapat pada kelompok orang yang mendengarkan ajaran Yesus. Injil hari ini menceritakan bahwa ketika Yesus keluar dari rumah dan duduk di tepi danau, orang banyak datang berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Yesus naik ke perahu dan duduk di atas, lalu mulai mengajar. Yesus tentu membaca motivasi, tujuan, harapan atau kerinduan terdalam yang ada di dalam diri orang banyak itu. Dalam bab-bab sebelumnya, Injil menceritakan karya penyembuhan Yesus. dalam bab setelah bab 13, diceritakan bagaimana Yesus membuat mukjizat penggandaan roti untuk memberi makan ribuan orang. Dari segala yang dilakukan Yesus ini, tentu saja menimbulkan beragam motivasi untuk mengikuti Yesus. Jika mereka hanya termakan oleh apa yang mereka lihat yaitu mukjizat-mukjizat penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus atau oleh makan dan minum yang membunuh rasa lapar dan dahaga mereka, maka sudah pasti mereka akan lupa atau kurang memberi perhatian pada inti ajaran Yesus. Apa yang menjadi motivasi, harapan, kerinduan yang utama itulah yang akan menentukan bagaimana hati mereka dapat menerima dan menghayati ajaran-ajaran Yesus yang sangat berguna bagi hidup mereka.
Ketiga , begitupun diri kita masing-masing. Kita mestinya bertanya diri, apa sesungguhnya yang memotivasi kita untuk ada di suatu tempat, untuk suatu kegiatan, apalagi untuk mendengarkan pengajaran atau refleksi tertentu. Apakah kita mempunyai motivasi yang murni, tujuan dan harapan yang benar serta kerinduan pada apa atau siapa yang sesungguhnya. Pada titik ini, setiap kita dapat menilai diri kita masing-masing, menakar lahan hati kita, apakah segala sesuatu yang saya lakukan sudah berlandaskan motivasi, tujuan, harapan dan kerinduan yang sesungguhnya? Setiap kita dapat mengintrospeksi diri, apakah lahan hati ini dipenuhi dengan motivasi, tujuan, harapan dan kerinduan yang benar yaitu pada Tuhan atau sebaliknya pada hal-hal yang dilandasi oleh kesan indra atau perasaan belaka. Ya, kita ingatkan diri kita masing-masing, saya sekarang sedang berafiliasi/bergabung dengan kelompok yang mana dan dengan motivasi, tujuan, harapan dan kerinduan yang mana. Jika ini sungguh-sungguh kita siasati dan hayati, saya yakin kita tidak sekedar bergabung dengan satu kelompok hanya karena rasa suka/tidak suka ( like and dislike ), untung atau tidak untung, tetapi lebih dari itu, apakah semuanya itu saya lakukan demi/untuk kemuliaan Tuhan dan keselamatan dan kebahagiaan sesama. Kita mohon penerangan Roh Kudus agar kita mampu menyiapkan lahan hati dengan baik, yang mestinya dipenuhi dengan motivasi, harapan, tujuan dan kerinduan akan Kemuliaan Tuhan dan keselamatan serta kebahagiaan sesama. Kalau memang demikian, lahan hati kita bakal jadi tempat yang baik untuk benih Sabda tumbuh dan berkembang. Have a wonderful day filled with love and forgiveness. _Warm greetings from Dobo -Kepulaun Aru 🙏🏼🙏🏼padprepiolaweterengsvd
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA DOBO, BUMI JARGARIASabtu, 26 Juli 2025Injil: Mat. 13 : 16…
(Sabtu, 26-07-2025) Semoga kasih Allah memberkati kita selalu Bacaan-Bacaan LiturgiPW. St. Yoakim dan Ana, Orangtua…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA DOBO, BUMI JARGARIAJumat, 25 Juli 2025Pesta St. Yakobus, RasulInjil: Mat.…
DAILY WORDS, JUMAT, 25 JULI 2025PEKAN BIASA XV – TAHUN CPESTA S. YAKOBUS, RASULBY RP.…
(Jumat, 25-07-2025) Semoga kasih Allah memberkati kita selalu Bacaan-Bacaan LiturgiPesta St. Yakobus Rasul Bac I:…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA DOBO, BUMI JARGARIAKamis, 24 Juli 2025Injil: Mat. 13 : 10…