Categories: Daily WordsRenungan

BELAJAR DARI SEORANG SAMARIA YANG BAIK HATI

Sari Firman

Hari Minggu Biasa XV

Tahun C/I, Warna Liturgi: Hijau

(Ul. 30:10-14; Mzm. 69:14,17,30-31,33-34,36ab,37; Kol. 1:15-20; Luk. 10:25-37)

DALAM MENDENGAR SUARA HATI/SUARA ALLAH

By. RP. Pius Lawe, SVD

Saya mulai dengan satu pengalaman pribadi. Ketika itu, di suatu hari Minggu, pada tahun 2013, saat sedang

mengendari kendaraan milik paroki menuju stasi Waraka dan Samasuru, kami dikejutkan dengan satu tabrakan antara

dua motor yang sedang melaju berlawanan arah. Jarak dari tempat tabrakan dengan mobil kami yang sedang melaju

kira-kira 200-an meter. Mata kami dikagetkan oleh sosok tubuh manusia berbadan besar terbaring di tengah jalan

beraspal, tanpa ada gerakan sedikitpun. Sementara teriakan tangisan histeris seorang wanita muda terdengar dari

dalam semak belukar. Sontak saya kaget dan meminta supir yang menyetir mobil untuk tidak maju mendekat karena

saya sangat takut melihat tubuh siapa pun yang berlumuran darah. Ternyata supir yang menyetir mobil pastoran ini

juga tidak berani menatap sosok tubuh yang berlumuran darah.

Saya akhirnya memutuskan untuk menelpon Polantas di kota Masohi untuk segera turun ke KM 14 guna

membantu korban yang mengalami kecelakaan laulintas. Ketika sedang menelpon, telah berhenti di dekat tubuh yang

tergeletak itu, sebuah Angkutan Kota (angkot) berwarna hijau, dengan supir dan penumpang yang siap menolong.

Sehari setelah kejadian itu, saya mendapat informasi bahwa yang tergeletak di tengah jalan kemarin adalah kakek dari

salah satu anggota paroki. Wahhh! Saya langsung menuju rumah duka dan memohon maaf atas kelalaianku pada

hari kemarin. Singkat cerita, saya mestinya harus sudah melakukan tindakan pertolongan pertama. Tidak ada alasan

bagiku untuk menolak untuk memberi pertolongan pertama hanya karena rasa takut. Ya, inilah pengalaman hidup

yang tidak akan saya lupakan dan menjadi pembelajaran yang berharga bagiku khususnya sebagai seorang gembala

yang mestinya peka pada setiap situasi hidup sesama dan bersedia menolong tanpa peduli tantangan yang datang

dari dalam diri dan dari luar diri saya. Saya belajar untuk mengalahkan “ego”ku termasuk mengalahkan “rasa takut”

akan apa atau siapa saja yang menghalangiku dari “kerelaan” untuk menolong sesama yang menderita.

Pelajaran dari pengalaman kelalaianku di atas senada dengan apa yang menjadi intisari firman Tuhan hari ini.

Nabi Musa, di dalam kita Ulangan, menegaskan supaya kita mestinya mendengarkan suara Tuhan. Kita, bukan saja

“mendengar” tetapi lebih kepada “mendengarkan”. Artinya, kita belajar untuk mendengarkan dengan cermat dan teliti,

kemudian menuruti “suara hati” yang kita yakini sebagai “suara Tuhan” (baca: melaksanakan firman/perintah Tuhan).

Musa meyakinkan kita jika Firman Tuhan itu sangat dekat dengan kita, yakni bukan saja di dalam mulut kita

(verbal/kata-kata belaka) melainkan di dalam hati (konkretisasi/pelaksanaan firman Tuhan) lewat perbuatan-

perbuatan kasih yang melampaui keinginan atau kemauan diri sendiri (ego). Konkretisasi/perwujudan Firmal Tuhan itu

sungguh tercermin di dalam diri Putera Allah – Yesus Kristus yang adalah Sabda yang menjadi manusia. Dia telah

berkeliling sambil berbuat baik. Dia telah mengalahkan “ego”

-Nya, dan mengenakan semangat ORANG SAMARIA

YANG BAIK HATI. Orang Samaria yang baik hati adalah sosok yang diperkenalkan Yesus dalam perumpamaan-Nya,

untuk membuka pikiran kita agar kita pun hendaknya “mendengarkan suara Tuhan” lewat, bukan saja “mendengar

atau mendengungkan/mengucapkan” Sabda Allah, melainkan juga menuruti Suara Hati/Suara Tuhan yang mengajak

kita untuk bergerak “melampuai/beyond” kemauan diri (ego) dan keinginan pribadi. Semoga Tuhan menguatkan kita

untuk bergerak keluar dan siap sedia menolong sesama yang menderita sebagai Yesus sendiri telah memberi diri

secara total bagi keselamatan umat manusia. Tuhan memberkati! padrepiolaweterengsvd

keuskupan amboina

Recent Posts

SEJENAK SABDA

(Selasa, 15-07-2025) Semoga kasih Allah memberkati kita selalu Bacaan-Bacaan LiturgiPW. St. Bonaventura, Uskup dan Pujangga…

6 hours ago

KEBEBALAN MENGHANCURKAN, PERTOBATAN MEMULIHKAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA DOBO, BUMI JARGARIASelasa, 15 Juli 2025Injil: Mat. 11 : 20…

6 hours ago

PAHALA KARENA MEMBANTU PARA HAMBA TUHAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA DOBO, BUMI JARGARIASenin, 14 Juli 2025Injil: Mat. 10 : 34…

1 day ago

Sejenak Sabda

SEJENAK SABDA(Senin, 14-07-2025) Semoga kasih Allah memberkati kita selalu Bacaan-Bacaan LiturgiHari Biasa, Pekan Biasa XV…

1 day ago

Sejenak Sabda

SEJENAK SABDA(Minggu, 13-07-2025) Semoga kasih Allah memberkati kita selalu Bacaan-Bacaan LiturgiHari Minggu Biasa XV Bac…

2 days ago

DALAMI IMAN, KUATKAN RELASI, DAN PERBANYAK PERBUATAN BAIKMU

INTISARI FIRMAN TUHAN DARI KOTA DOBO, BUMI JARGARIA KEPULAUAN ARUMinggu, 13 Juli 2025Hari Minggu Biasa…

2 days ago