Categories: Renungan

MELIHAT “BINTANG”, BERJALAN, HATI YANG TUNDUH DAN MEMBERI

Yes. 60:1-6; Ef. 3:2-3a,5-6; Mat. 2:1-12

HR Penampakan Tuhan/Minggu, 5 Januari 2025

Hari ini adalah hari raya penampakan Tuhan atau epifani. Perikop injil yang mengisahkan tentang tiga raja atau tigaorang majus dari timur selalu dibacakan pada perayaan ini. Beberapa sumber menggambarkan bahwa tiga raja iniBernama Caspar, Melkior, dan Baltasar. Mereka mencariYesus yang baru lahir.  Mereka berhasil bertemu denganYesus karena tuntutan bintang. Saat bertemu Yesus, Caspar mempersembahkan kemenyaan (lambang kekueudsan atauimam), Melkior mempersembahkan emas (lambangkeagungan atau kekuasaan atau raja), Baltasarmempersembahkan mur (lambang pengorbanan). Kemungkinan ketiganya memiliki ilmu perbintangan dan berasal dari wilayah Bailonia dan Persia atau sekarang Irakdan Iran Utara. Tiga raja ini adalah representasi masyarakatbukan Yahudi. Tuhan datang bukan hanya untuk orang Yahuditetapi untuk semua orang. 

​Sesudah Yesus lahir, tiga majus dari timur pergi keYerusalem dan “bertanya-tanya”. Mereka berkata, “ di mana raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telahmelihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untukmenyembah Dia” (Mat. 2:2). Mereka memiliki kerinduanuntuk melihat, menemukan, menelusuri, dan memahamiYesus lebih dekat. Bintang  yang mereka lihat di timur yang menuntun perjalanan mereka. Bintang ini adalah Tuhansendiri. Maka Tuhanlah yang menuntun mereka. Hal iniberarti bahwa iman tidak lahir dari kebaikan, pengetahuan, dan teori manusia sendiri. Iman adalah pemberian atau rahmatTuhan. Allah yang membantu kita beriman. Kasih karuniaTuhan yang membantu kita untuk menemukan jalan keluar, kegelisahan, dan kerinduan bertemu dengan Tuhan. 

​Bintang yang menjadi simbol kehadiran Tuhan menuntunpara majus untuk berjalan. Rahmat iman ini menyemangatipara majus untuk tidak hanya memandang bintang tetapimelangkahkan kaki di bumi. Mereka tidak hanya menengadahke langit untuk melihat bintang saja, tetapi juga berjalan. Iman tidak pertama-tama sebuah permenungan tentang Tuhan dan abstraksi atau teori tentang Tuhan. Iman juga adalah sebuahperjalanan kasih yang menyentuh “bumi” dan sesama. Iman mendorong para majus untuk berjalan dan bertemu Yesus, “seorang bayi” yang berada di “kandang” (simbolkesederhanaan dan kemiskinan). Paus Fransiskus dalamkhotbanya pada hari raya penampakan Tuhan tahun 2024 berkata, Kita menemukan Tuhan yang datang mengunjungikita, bukan dengan berputar-putar dengan teori keagamaanyang, tetapi dengan memulai perjalanan, mencari tanda-tanda kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari, dan terutama dengan berjumpa dan menyentuh daging saudara-saudari kita. Merenungkan Tuhan itu indah, tetapi hanyamembuahkan hasil jika kita mengambil risiko, risikopelayanan untuk membawa Tuhan kepada orang lain. Para majus mengajarkan kita untuk tidak hanya menaruh iman di atas kepala, tetapi juga memiliki iman yang mau melangkahdan menemukan Yesus dalam kehidupan manusia, terutamaorang-orang yang menderita. 

​Selain itu, para majus ini memiliki hati yang tunduk dan penuh kasih. Ketika bertemu dengan Yesus mereka sujud menyembah dan mempersembahkan harta kepada Yesus. Sikap ini mengajak kita untuk memberikan sikap hormatkepada Tuhan. Tunduk dan berdoa adalah sebuah sikap imanyang seharusnya terjadi setiap kali kita mengunjungi Tuhanatau bertemu dengan Tuhan. Kita ke gereja bukan untukbertamasya atau berwisata, tetapi untuk tunduk dan menyembah Tuhan. Seperti para majus yang sesudahmenyembah Tuhan, mereka mau berbagi, maka perjumpaandengan Tuhan seharusnya mendorong hati kita untuk mauberbagi satu terhadap yang lain. 

Tahun 2025 adalah tahun yubileum. Paus Fransiskus, malam natal 24 Desember 2024 mengumumkan tahun 2025 sebagai tahun Yubileum (yang ditutup pada 6 Januari 2026). Tema tahun Yubileum ini adalah “peziarahan harapan”. Paus katakan spes non confudint atau harapan tidakmengecewakan. Tahun yubileum ini menjadi kesempatan bagiumat katolik untuk memperbaharui harapan dan keyakinanakan kasih Tuhan. Walaupun dunia menghadapi berbagaitantangan tetapi kasih Tuhan tetap akan selalu ada. @novlymasriat.

keuskupan amboina

Recent Posts

MEMBENCI KARENA IRI HATI

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA METROPOLITAN JAKARTARabu, 05 Februari 2025Injil: Mrk. 6 : 1 -…

15 hours ago

HOMO LUDENS ET HOMO HOMINI LUPUS

DAILY WORDS, SELASA, 04 FEBRUARY 2025HARI BIASA, PEKAN BIASA IVBY RP. PIUS LAWE, SVD BACAAN…

1 day ago

JANGAN PERNAH MERAGUKAN SEMUA YANG ANDA MINTA DENGAN PENUH IMAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA METROPOLITAN JAKARTASelasa, 04 Februari 2025Injil: Mrk. 5 : 21 -…

1 day ago

ROMO PINGGIRAN DENGAN BAKAT MEMAHAT DAN MENGUKIR YANG TERSEMBUNYI

Siang ini di group para RomoParoki Pinggiran di Keuskupan Amboina, seorang Romo mengirim foto dan…

2 days ago

KUAT KUASA YESUS DASYAT UNTUKMU BILA ENGKAU PERCAYA DAN BERSERAH

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA METROPOLITAN JAKARTASenin, 03 Februari 2025Injil: Mrk. 5 : 1 -…

3 days ago

KELUARGA ADALAH KOMINITAS IMAN

Mal 3:1-4; Ibr 2:14-18; Luk 2:22-40 Pesta Yesus Dipersembahkan di Kanisah Minggu, 2 Februari 2025  Keluarga Kristiani adalah persektuan antar pribadi, baikitu persekutuan antara suami-istri, keibuan dan kebapaan, maupun persekutuan antara orang tua dan anak (FC, art. 15). Keluarga merupakan komunitas cinta kasih antar pribadi. Poros dari keluarga adalah cinta kasih yang didasarkan pada cinta kasih Kristus. Keluarga Kristiani bukan sebuahpersekutuan sosial semata atau ceremony atau ritual lahiriah, tetapi tanda dan sarana keselamatan Allah. Keluarga adalahsakramen. Kristus hidup dan tinggal di dalam kehidupankeluarga. Dia tinggal bersama keluarga, memberi keluargakekuatan untuk mengikuti-Nya dengan memanggul salibkeluarga sendiri, untuk bangkit kembali setelah jatuh, untuksaling mengampuni, untuk menanggung beban satu sama lain.Kehidupan keluarga harus menghadirkan hubungan Kristusdan Gereja yang penuh kasih. Di dalam kehidupan keluarga, pasangan suami istri dan anak-anak dalam keluarga harusmenjadi gambara cinta dan keselamatan Kristus terhadapGereja (bdk. AL, art. 72-73).  Dua tujuan membangun keluarga kristiani adalah demi kebahagiaan suami istri dan pendidikan anak. Pasangansuami-istri Kristiani bersepakat untuk menikah dan hidupdalam satu komunitas yang tetap demi kebahagiaan suami-istri tersebut. Hubungan mesrah suami-istri dalampersekutuan ini terarah bagi kebaikan suami-istri sendiri. Persekutuan suami-istri terarah kepada prokreasi (keturunan)…

3 days ago