Categories: Daily WordsRenungan

BELAJAR MENYAYANGI DENGAN TULUSSEMUA “YANG ADA DI DALAM SELIMUT”

DAILY WORDS, SENIN, 02 SEPTEMBER 2024
HARI BIASA DALAM PEKAN BIASA XXII
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : I KOR 2: 1 – 5`
MAZMUR : MZM 119: 97.98.99.100.101.102
INJIL : LUK 4: 16 – 30

@ “ Yang ada di dalam Selimut”? Ya, saya artikan sebagai “semua yang ada di seputaranku-sekelilingku – dekat denganku – my own people or my own family/relatives, can be whoever? – keluarga inti-ku bahkan teman dekat yang mungkin sering beta anggap sebagai “ teman kandung”, rekan imam, konfrater dalam komunitas, anak-anak pastoran, ibu yang memasak, bapak yang memperbaiki rumah biara/pastoran, rekan kerja di komisi, seksi, rekan guru atau pegawai, rekan biarawati, mereka yang anda lantik atau beri wewenang atau otoritas untuk menangani hal terntentu dalam dunia kerja atau pelayananmu, bahkan pasangan calon (PASLON)mu, and so on, you can name them all. Mereka semua ini yang mungkin saya pertimbangkan sebagai “orang-orang Nazareth” yang mengenal bahkan sampai di depan dan di belakang rumahku di Nazareth, di kamar mandi dan di dapur serta tempat tidur atau kamar pribadiku di Nazaret. Mereka inilah yang beta namakan “ yang ada dalam selimut ”. Mereka inilah yang mungkin sudah kuanggap “gandong” untuk mesyeringkan bahkan kesulitan-kesulitan di dalam hidup dan perjuanganku. Mereka inilah yang mungkin bisa kecewa dengan prinsip-prinsip yang saya tegakkan karena profesi, panggilan, wewenang, jabatan pelayanan yang Tuhan anugerahkan kepadaku. Mereka inilah yang mungkin karena “ saking dipercaya” seenaknya bisa merongrong prinsip-prinsip yang saya tegakkan di dalam Missio Dei/ Misi Allah.

@ Saya sungguh yakin, setiap kita punya orang yang kita pertimbangkan sebagai “ yang ada di dalam selimut ”. Pengalaman Yesus yang kita dengar dalam Injil hari ini menegaskan kepada kita bahwa setiap kita tentu mempunyai orang-orang yang saya namakan sebagai “ orang Nazaret ” dan lebih khusus “ orang dalam selimut”. Mereka mengenal Yesus sebagai anak tukang kayu, anak Maria dan Yusuf,bahkan keadaan ekonomi keluarga Yesus, suka dan duka yang dialami keluarga Yesus, dst. Pengenalan ini yang membuat mereka shocked ketika mendengar bahwa Dia – Yesus bakal menjadi PEMBEBAS – PENYELAMAT – MESIAS yang akan berdiri tegak dan tak akan pernah mundur untuk memperjuangkan nasib orang-orang kecil dan terpinggirkan/tertindas – the marginalized – the oppressed . Kenyataannya, Injil menegaskan bahwa “ orang Nazaret” inilah yang menolak Yesus karena tahu latar belakang keluarga Nya – tahu cerita hidupNya, dsb-nya. Yesus sungguh getle. Dia sabar dan tabah di dalam menghadapi semuanya. Dia memilih untuk tetap konsisten dengan Missio Dei meskipun sudah ditolak oleh “ orang dalam selimut ” – yang dekat dengan Dia. Yesus tetap tegar karena BESAR-NYA CINTA YESUS KEPADA TITAH ALLAH sebagaimana didengungkan di dalam refrein Mazmur Tanggapan hari ini. Yesus sungguh menghidupi apa yang digaris-bawahi oleh St. Paulus di dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, “…, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya imanmu jangan bergantung pada hikmat manusia, melainkan kepada kekuatan Allah .” Artinya, kalau memang demi prinsip-prinsip yang benar, mengapa takut? Mengapa ragu? Mengapa takut dilukai? Mengapa mundur? Yesus tetap konsisten dan dalam kekuatan Roh Kudus, Dia mewartakan dan menegakkan kebenaran bahkan sampai Dia menanggung salib dan wafat di atasnya. Dia bahkan lebih lagi menyayangi dengan tulus semua orang bahkan termasuk “ yang ada di dalam selimut ” yang telah menolak Dia.

@ Apakah masing-masing kita punya pengalaman ditolak oleh “ orang-orang dalam selimut”mu? Atau dengan kata lain, mereka bahkan menjadi “ musuh di dalam selimut?” Seperti Yesus, mari kita hadapi dengan gentle, sayangi mereka lebih dari yang mereka bayangkan, bahkan mati di kayu salib untuk mereka betapa pun mereka tetap dengan cara pandang “ yang salah atau keliru ” tentang cara engkau menyayangi mereka. Yes, at the end of the day /pada akhirnya, Yesus berjalan lewat di tengah-tengah mereka lalu pergi ( Luk 4: 30). Yesus pergi kemana? Dia pergi untuk tetap tegar mentaati Titah Bapa di Surga. Kita pun mungkin demikian. Mari kita saling mendoakan, agar kita tetap tegar, sabar dan dengan gentle menghadapi setiap tantangan dan rintangan di dalam tugas perutusan Allah ( Missio Dei ). Yang penting, tetap konsisten dengan mission bagi orang-orang kecil, terpinggirkan dan tertindas, sambil tetap menyayangi dengan tulus mereka semua “ yang ada di dalam selimut ”…. Have a blessed day filled with love and forgiving heart. My warm greetings from St. Ignasius Loyola Community of Poris Garden – Tangerang, Banten🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼

keuskupan amboina

Recent Posts

IMAN MENGATASI PRIMORDIALISME

DAILY WORDS, SENIN, 16 SEPTEMBER 2024HARI BIASA DALAM PEKAN BIASA XXIVPW MARTIR ST. KORNELIUS, PAUS,…

17 hours ago

MENGHARGAI BAWAHAN DAN ORANG KECIL

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISESenin, 16 September 2024Injil: Luk. 7 : 1 -…

23 hours ago

MENYENANGKAN TUHAN DENGAN CARA YANG SALAH

REFLEKSI SINGKAT FIRMAN TUHAN DARI KOTA METROPOLITAN JAKARTAMINGGU, 15 SEPTEMBER 2024: BIASA XXIVMrk. 8 :…

2 days ago

Upacara Penjemputan Pastor Paroki Watuar

Beranda Paroki Watuar [Kamis, 12 September 2024] Umat Paroki Watuar menyambut hangat Pastor Paroki mereka…

3 days ago

YESUS TERSALIB, ENGKAU TERSELAMATKAN

EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA METROPOLITAN JAKARTASabtu, 14 September 2024Pesta Pemuliaan Salib SuciInjil: Yoh. 3…

3 days ago