EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISEJumat, 12 Mei 2023Minggu Paskah VInjil : Yoh. 15…
DAILY WORDS, SENIN, 24 JUNI 2024
PEKAN XII MASA BIASA
HR KELAHIRAN S. YOH PEMBAPTIS
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : YES 49:1 – 6
MAZMUR : MZM 139: 1– 3. 13 – 14ab. 14c – 15
INJIL : LUK 1: 57 – 66. 80
@ Mengikuti cerita panggilan nabi Yesaya dan kisah kelahiran St.Yohanes Pembaptis, saya teringat akan materi retret hari kedua dan ketiga yang barusan saya bawakan untuk menghantar para suster Dina St. Yosep (DSY) dalam permenungan mereka menjejaki tempat dan waktu Tuhan telah menambatkan hidupnya. Hal yang menarik adalah ketika setiap peserta diajak untuk kembali melihat masa sebelum kelahiran, masa ketika ada di dalam kandungan ibu dan masa kelahirannya masing-masing. Ketika masuk dalam syering kelompok, saya sungguh diperkaya oleh cerita setiap peserta tentang masa sebelum dikandung ibu, saat dikandung ibu dan setelah kelahiran. Bervariasi kisah dapat saya nikmati. Di dalamnya, saya dapat melihat jika ada yang hadir karena memang dirindukan oleh kedua orang tuanya. Umumnya, orang tua mereka sungguh-sungguh mempersiapkan kedatangan anak-anaknya. Memang ada kisah yang berbeda namun semuanya sungguh-sungguh turut membentuk setiap peserta untuk sampai pada panggilan untuk menjadi seorang biarawati (suster). Dari semua kisah, ada keistimewaan yang dapat saya petik: setiap orang menyadari jika Allah sungguh-sungguh berkarya di dalam proses kedatangannya. Bahkan saya dapat mengatakan bahwa keluarga mereka telah berperan sebagai RAHIM yang darinya tumbuh kecambah panggilan yang berkembang dari hari ke hari menuju puncak citanya masing-masing. Keluarga mereka bak DAPUR IMAN tempat dimana iman yang telah tertanam sejak di dalam kandungan ibu itu tumbuh dan berkembang. Dalam kematangan iman itulah, mereka memutuskan untuk mengikuti Tuhan dalam cara yang sangat khusus, menjadi seorang hamba Tuhan lewat karyanya sebagai seorang biarawati.
@ Satu point penting yang menjadi sentral permenungan para peserta retret adalah tentang motivasi, tujuan atau misinya menjadi seorang biarawati. Kisah nabi Yesaya dan St. Yohanes Pembaptis yang kita dengar hari ini juga merupakan bagian dari kisah-kisah biblis yang dipakai sebagai referensi atau sumber di dalam permenungan mereka. Pertama , seperti nabi Yesaya, ada kisah dari peserta retret yang menggambarkan hal ini: ada kebimbangan atau ada perasaan “kurang percaya diri” di dalam mengambil langkah atau keputusan untuk mengikuti Tuhan dalam dan lewat cara yang khusus ini. Namun dalam perjalanan selanjutnya, Allah justru mengalahkan keraguan atau kebimbangan serta rasa “kurang percaya diri” ini. Allah telah membuat mereka menjadi orang-orang yang luar biasa di dalam pelayanannya khususnya kepada orang-orang miskin dan menderita sesuai dengan spiritualitas St. Yosep dan St. Fransiskus Asisi dalam bingkai semangat hidup Bapak Pendiri, Mgr. Petrus Yosep Savelberg. Kedua , seperti St. Yohanes Pembaptis, hampir semua mengakui bahwa dalam riwayat pelayanannya, meskipun mereka adalah orang-orang sederhana, Allah telah memakai mereka untuk karya-karya yang luhur, khususnya karya-karya kemanusiaan di bidang kesehatan, pendidikan dan pastoral paroki. Ya, Yohanes Pembaptis mempunyai misi pelayanan mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan Yesus. St. Yohanes Pembaptis rela menjadi kecil agar Yesus menjadi besar. Para peserta telah mengalami hal yang sama, membiarkan diri mereka menjadi kecil agar Tuhan menjadi besar dan dimuliakan. Inilah misi luhur yang mestinya menjadi motivasi dan tujuan utama pelayanan seorang hamba Allah: supaya nama Tuhan dimuliakan.
@ Baik nabi Yesaya maupun St. Yohanes Pembaptis, keduanya sungguh-sungguh mengikuti kehendak Allah dan bukan kehendak pribadinya masing-masing. Inilah cara pandang “ spiritual ” yang coba diendus oleh para peserta retret. Apapun manis atau pahitnya pengalaman sejak di dalam rahim ibu, apapun tantangan dan rintangan yang dialami selama masa kecil, masa remaja, masa pembentukan/formasi di dalam tarekat, dan apapun pengalaman pahit atau manis, jatuh dan bangun, suka maupun duka, kesuksesan atau kegagalan, sejauh semuanya itu untuk atau demi KEMULIAAN ALLAH dan demi keselamatan dan kebahagiaan sesama, di situlah letak KEHENDAK ALLAH yang mestinya selalu dituruti. Sejujurnya, saya pun, selama hari-hari permenungan ini, turut mengendus jejak-jejak, tempat Allah telah menambatkan hidupku. Pada akhirnya, kami semua boleh berkata: Allah telah memanggil masing-masing pribadi dalam cara dan bentuknya yang berbeda; masing-masing pribadi coba menjawabnya dalam cara dan bentuknya yang berbeda pula; namun di atas segalanya, semuanya adalah demi KEMULIAAN ALLAH dan demi KESELAMATAN dan KEBAHAGIAAN SESAMA . ADA -nya setiap pribadi adalah oleh karena KEHENDAK ALLAH demi suatu tujuan yang luhur. Kita saling mendoakan, semoga kita tetap menyadari peran Allah di dalam panggilan hidup kita masing-masing. Kita pun tetap saling mendoakan semoga kita tetap berpegang pada misi luhur panggilan Allah atas diri kita yaitu demi kemuliaan-Nya dan demi keselamatan dan kebahagiaan sesama. Have a blessed and wonderful evening filled with love and compassion. Warm greetings to you all . padrepiolaweterengsvd 🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽🙏🏽
Dari Stasi Pinggiran St. Petrus Kalar-Kalar, Aru Selatan Barat “Ketika ada jedah lagu, tiba-tiba gadis…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…
Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…