EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUSCAT - OMANSenin, 13 Maret 2023Pekan III PrapaskahInjil : Yoh.…
Ul. 18:15-20; 1Kor. 7:32-35; Mrk. 1:21-28.
HM Biasa IV
Minggu, 28 Desember 2024
Yesus memiliki kewibawaan dalam mengajar. Yesusmemiliki kejujuran, tidak munafik. Dia tulus, penuh cinta, dan konsisten dengan perkataan-Nya. Dia tidak hanyamengajarkan tentang yang baik, tetapi dia juga melakukannya. Dia tidak hanya berbicara tentang cinta, tetapi Diamenunjukkan cara mencintai. Dia tidak hanya mengajarkantentang pengorbanan, tetapi Dia juga berkorban. Paus Fransiskus, berkata: Pope Francis concluded with prayers for the authority that “does not consist in commanding and making oneself heard, but in being consistent, being a witness and for this reason, being companions on the way of the Lord” atau otoritas tidak dengan memerintah atau denganmembuat orang lain mendengar kita, tetapi dengan konsistensidan kesaksian. Dengan cara ini kita berada di jalan Tuhan (14 Januari 2020). Orang Farisi dan para ahli taurat pada masa Yesus tidak berwibawa karena banyak kali mereka sukamengajar tentang yang baik tetapi tidak melaksanakan apayang mereka ajarkan. Mereka tidak konsisten denganpengajaran mereka, dan tidak memberi kesaksian hidup yang baik.
Yesus mengajar penuh wibawa atau kuasa sehinggabanyak orang takjub kepadanya. Banyak orang kagum kepadaYesus karena kewibawaan atau kuasa-Nya. Kejujuran, konsistensi, kesaksian hidup penuh cinta membuat banyakorang percaya dengan pengajaran-Nya dan kagum dengandiri-Nya. Bahkan bukan hanya, manusia yang kagum, tetapisetan pun taat kepada Yesus karena kuasa atau wibawanya. Oleh sebab itu, kuasa atau kewibawaan itu tidak tergantungpada jabatan, kedudukan, uang, tetapi pada karakter diriseseorang. Karakter yang baik membuat kita memiliki kuasaatau wibawa. Karakter yang tidak bermoral (beretika) membuat kita tidak memiliki kuasa atau wibawa. Memang, seseorang memiliki kuAsa atau wibawa karena memilikikekuatan hukum, memperoleh warisan, jabatan, uang, dan pengetahuan. Ini adalah sumber-sumber kuasa ataukewibawaan. Tetapi jauh lebih penting adalah karakter yang baik.
Orang boleh memiliki jabatan atau uang, tetapi ketika diamemiliki karakter yang buruk, maka dengan sendirinya orang itu tidak berwibawa atau berkuasa. Yesus memiki kuasa daridalam diri-Nya. Diri-Nya mengandung karakter yang baik, sehingga Dia beribawa atau berkuasa. Kewibawaan-Nya tidaktergantung pada hal-hal duniawi, tetapi pada sikap batin yang selalu mengarah pada kehendak Allah.
Orang kadang tidak berwibawa lagi karena tidakkonsisten dan tidak menjadi saksi yang baik. Tutur katanyamengandung fitnah, kesombongan, munafik, penuh tipu, dan tidak menjadi contoh yang baik. Mari kita mengambangkankarakter yang baik sehingga setiap kata kita penuh kuasa atauwibaya. Sehingga ketika kita berbicara orang lain menjaditakjub dan taat kepada perkataan kita. Sering orang lain tidaklagi memandang kita atau melihat kewibawaan dalam dirikita. Mereka seolah-olah taat dan takjub tapi hanya formalitassaja karena takut, bukan karena kita membang berwibawa. Mari kita minta Tuhan, supaya membuat hidup kita berarakteryang baik, sehingga setiap tutur kata dan tindakan kitamendatangkan kekuatan, keselamatan, dan perubahan hidupyang baik bagi banyak orang. Amin. (novlymasriat).
Dari Stasi Pinggiran St. Petrus Kalar-Kalar, Aru Selatan Barat “Ketika ada jedah lagu, tiba-tiba gadis…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…
Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…