EMBUN ROHANI PAGI DARI ABU DHABIJumat, 15 September 2023PW. Santa Perawan Maria BerdukacitaInjil : Yoh.…
Dibuang Sayang dari Kunjungan Kanonik di Aru Selatan dan Tengah ( seri 4 )
Hari berikutnya, tanggal 23 September dengan speedboat yang diombang-ambingkan oleh gelombang, akhirnya kami tiba di stasi kedua, Longgar dan Apara. Di bibir pantai telah berkumpul kerumunan umat beragama yang banyak jumlahnya, yang siap menyambut kami. Karena besarnya gelombang dan ombak, akhirnya mereka harus menandu kami satu per satu ke daratan.
Setelah penerimaan adat, kami pun diarak berkeliling 2 kampung stasi itu dengan musik, lagu dan tarian dari berbagai kelompok umat beragama. Masjid kusinggahi, gereja Protestan terbuka menerima kami untuk saling mendoakan. Sungguh sebuah pengalaman keberagaman yang tulus dan polos tanpa merasa dihina, dicemari karena keteguhan iman masing-masing penganut bagaikan kokohnya waras dan karang yang mengelilingi pulau Barakay.
Di tengah acara keliling kampung, Romo koordinator membisik kepadaku untuk mengunjungi sebuah keluarga Muslim di samping Masjid tempat di mana kami lalui. Sesaat ketika sampai di depan rumah, si Bapa dan ibu yang berjilbab itu mempersilakan kami masuk ke dalam rumah dengan sangat ramah.
Ketika dipersilakan duduk, Romo Vikep mempersilakan si ibu berjilbab itu untuk menuturkan kisah penemuan patung Bunda Maria di area halaman rumahnya. Lalu ibu itu mulai bertutur: Suatu pagi saya sedang membersihkan rumput di samping kiri rumah ini sambil menunjuk tempat di mana patung kecil itu ditemukan. Lanjutnya; Ketika saya mencungkil tanah itu, tiba-tiba tersentuh pada sebuah benda yang agak keras. Sangkahku sebuah batu, namun setelah kukeluarkan tanah sekitarnya, terlihat jelas sebuah patung berukuran kecil. Segera kukenal bahwa itu patung Bunda Maria milik orang Katolik, karena saya pernah melihat patung semirip di beberapa rumah tetangga Katolik. Saya segera mengambilnya, lalu kubersihkan dan menyimpan di rumahku untuk beberapa waktu lamanya.
Penemuan ini segera menjadi buah bibir di desaku. Karena aku tahu bahwa patung ini sangat berarti bagi tetanggaku Katolik maka aku pun menyerahkan kepada seorang ibu Katolik.
Berita ini pun terdengar oleh Bapa Uskup Andreas Sol, MSC., Uskup Diosis pada masa itu. Maka sejak tahun 70-an, Patung Bunda Maria itu pun disebut dengan nama baru: “PATUNG INONG MARIA.” Patung itu, kini disimpan di gereja Stasi Longgar.
Dengan mempertimbangkan aspek sejarahnya maka di masa depan, saya akan membangun sebuah museum agar benda-benda sejarah seperti patung Inong Maria ini akan disimpan disertai catatan sejarahnya sehingga akan dikenang oleh generasi-generasi gereja selanjutnya.
Inong Maria Longgar, doakan kah kami yang berdosa ini.
Ditulis kembali oleh: Mgr. INNO NGUTRA
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…
Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…
DAILY WORDS, MINGGU, 17 NOVEMBER 2024HARI MINGGU DALAM PEKAN BIASA XXXIIIBY RP. PIUS LAWE, SVD…