EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA AMBON MANISEJumat, 13 Januari 2023Injil : Mrk. 2 : 1…
DAILY WORDS, RABU, 20 SEPTEMBER 2023
PEKAN BIASA XXIV
BY RP. PIUS LAWE, SVD
BACAAN I : I TIM 3: 14 – 16
MAZMUR : MZM 111: 1 – 6
INJIL : LUK 7: 31 – 35
@ Lahir dan besar dalam keluarga Katolik serta hidup di dalam wilayah yang mayoritas Katolik, saya sering mengalami dan menghayati kekatolikanku sebagai sesuatu yang terberi. Tidak banyak tantangan yang saya alami. Tidak begitu banyak perbedaan yang menantang kehidupan imanku. Sejak masuk ke bangku Sekolah Dasar (SD) sampai menjadi imam pun, saya ada dan mengalami serta menghayati situasi keterberian ini. Pelajaran agama Katolik saya peroleh di sekolah-sekolah dengan mayoritas siswa/i dan staff pengajarnya adalah Katolik. Situasi dan kondisi social kemasyarakatan tempat saya hidup pun sangat homogen. Saya kurang mengalami diversitas/keragaman dalam penghayatan hidup keagamaan, bahkan sampai saya menyelesaikan masa-masa belajar filsafat. Tiba saatnya ketika saya keluar negeri untuk menjalankan Over Seas Training Program (OTP) di wilayah Iowa (IA) dan Louisiana (LA) Amerika Serikat, di sanalah saya mulai mengalami hidup dalam keragaman latar belakang budaya, agama, bahasa, suku, dst. Ketika mulai mengalami situasi yang berbeda dan serba beda dalam berbagai kategori social kemasyarakatan ini, saya mulai lebih menyadari identitas kekatolikan-ku. Di sinilah, saya mulai mendalami “ lebih dalam” inti iman kekatolikanku.
@ Pengalaman baru yang berbeda dari pengalaman-pengalaman sebelumnya telah menjadi sebuah tantangan bagi refleksi imanku. Setelah sembilan tahun berada di luar negeri dengan corak khas latar belakang keragaman agama dan budaya serta bahasa, saya semakin serious merefleksikan inti pati iman Katolik. Apalagi ketika menjadi misionaris di tengah-tengah lingkungan mayoritas gereja-gereja yang lain ( non Katolik ), baik di USA maupun di Provinsi Maluku, telah membuatku lebih “ paham ” dan “ sadar ” dan bahkan menjadi “ bangga ” akan ajaran iman, darinya saya telah lahir dan dibesarkan oleh orang tuaku. Pemahaman ini bukan membuatku menjadi “fanatic dan radikal” melainkn agar saya dapat menjunjung tinggi dan menghidupi dengan sungguh ajaran iman Katolik yang saya yakini sebagai pilihan kendaraan yang tepat bagiku dalam mempersiapkan hidup setelah kehidupan di dunia ini.
@ Salah satu inti ajaran iman adalah misteri INKARNASI – Allah rela menjadi manusia untuk menyelamatkan umat manusia. Dia turun ke dunia dalam diri Putera-Nya Yesus Kristus. Putera adalah sosok yang tak terpisahkan dari Bapa dan Roh Kudus. Di dalam menjalankan tugas perutusan Bapa, Sang Putera di dalam Roh Kudus mengalami situasi kemanusiaan kita, kecuali dalam hal dosa. Inilah SOLIDARITAS ALLAH. Solidaritas yang paling ektrim dari Allah sendiri adalah kerelaannya untuk mengalami penderitaan sampai yang paling keji: sengsara, memanggul salib, digantung di atas salib yang sama, sampai wafat-Nya. Allah rela turun ke dunia orang mati. Namun, kuasa keallahan-Nya tidak membuat Dia berkubang dalam kematian. Sebaliknya, Dia bangkit dari antara orang mati. Solidaritas Allah tidak berujung pada salib dan kematian. Solidartias Allah berpuncak pada kemenangan-Nya atas maut lewat kebangkitan-Nya yang mulia. Inilah salah satu inti kekristenan-ku yang telah menghantarku untuk memandang sosok Allah yang sungguh-sungguh berbeda dari gambaran allah yang mungkin ada di dalam agama dan kepercayaan atau keyakinan yang lain. Saya mengimani misteri Allah yang SOLIDER. St. Paulus, kepada Timotius menegaskan hal ini dengan kata-kata berikut, “ Sungguh agunglah rahasia iman kita: Kristus yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh… Ia diimani di dunia dan diangkat dalam kemuliaan.”
@ Betapa agung misteri inkarnasi ini. Betapa agung memandang Tuhan yang “ akhbar ” rela turun menjadi manusia dan mengalami penderitaan umat manusia. Betapa agung mengalami Allah yang sungguh-sungguh SOLIDER. Pemazmur, dalam antiphon Mazmur hari ini menegaskannya sebagai sebuah KARYA AGUNG ALLAH yang patut kita syukuri. Tuhan yang agung ini rela turun dan makan serta minum bersama orang-orang berdosa dan para pemungut cukai, sebagaimana yang ditegaskan oleh Injil hari ini. Tuhan yang agung ini rela masuk di dalam situasi kita yang paling hina untuk mengangkat kita dari lumpur dosa dan membuat kita menjadi “ berarti ” di hadapan makhluk ciptaan lainnya.
@ Apakah saya hanya sampai pada tahap “ mengagumi ” misteri solidaritas Allah? Tentu saja tidak. Ya, saya hanya bisa belajar dari solidaritas Allah dengan cara membangun sikap “ solider ” dengan sesama yang lain. Saya berusaha membangun solidaritas dengan sesama yang Tuhan percayakan dalam pelayanan kegembalaan-ku. Ya, solidaritas ini mesti saya tunjukkan dalam gaya hidup sederhana, peduli dengan penderitaan sesama, melayani dengan tulus tanpa ada orientasi “ uang ” atau “ jabatan ”. Solidaritas Allah mungkin dapat saya hayati dengan memberi diri secara total pada pelayananku sebagai imam dan biarawan misionaris. Solidaritas Allah dapat juga saya hayati di dalam “ sikap tidak menghakimi” orang lain dengan memakai kaca mata pemahamanku akan realitas yang terjadi di dalam hidupku. Solidaritas Allah dapat saya hidupi dengan cara “ membangun pemahaman” dan “menerima dengan lapang dada” serta “memberi penghargaan yang tinggi” atas perbedaan-perbedaan yang saya temukan di dalam hidup saya sebagai imam, semisal: perbedaan agama, perbedaan suku, perbedaan prinsip hidup, perbedaan adat dan kebiasaan serta tradisi social lainnya.
@ Di atas segalanya, saya hanya MENGAGUMI seraya MENGAGUNGKAN solidaritas Allah sambil belajar untuk menjadi solider dengan sesama di sekitarku apa pun perbedaan latar belakang agama, tradisi dan ajaran iman, suku, golongan dll. Have a great and blessed day. Warm greetings from Lewotanah tercinta. Tuhan memberkati… salve..salve..salve… padrepiolaweterengsvd
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…
Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…
DAILY WORDS, MINGGU, 17 NOVEMBER 2024HARI MINGGU DALAM PEKAN BIASA XXXIIIBY RP. PIUS LAWE, SVD…