Goresan kecil sebelum bertolak dari Ambon ke Pulau Buru (30/04/22) Tulisan indah penuh Makna dari…
*GERAKAN SATU CINTA 1000 SENYUM MGR. INNO NGUTRA, USKUP DIOSIS AMBOINA*
( _Oleh: Nn. Ega Hukunala_ )
” _Sesaat ketika ada ketulusan dalam sebuah hati yang melayani dengan penuh cinta maka terukirlah seribu senyum pada wajah – wajah yang dilayani._”
Aku adalah gadis sederhana dan pendiam yang berasal dari pulau Buru, dan sekarang berkuliah di STPAK St. Yohanes Penginjil Ambon. Kubersyukur karena aku pun diikutsertakan oleh bapak Uskup Inno Ngutra ke paroki pedalaman untuk melayani umat yang berada di sana khususnya di pulau Mangole Maluku Utara.
Dengan semua kekurangan dan keterbatasanku, aku harus berjuang mengatasi rasa takut, serta kurang percaya diri yang ada di dalam hatiku. Bermodalkan motto bapa Uskup ” *Duc In Altum* ” aku pun harus berani bertolak ke tempat yang lebih dalam karena yakin bahwa Tuhan yang mengutusku lewat bapa Uskup pasti akan menolong dan memampukanku. Maka apa yang kutemukan di sana? Bukan semata aku yang mengajar dan berkatekese, melainkan akulah yang harus belajar dari umat kecil nan sederhana tentang kehidupan yang harus disyukuri walaupun ada kekurangan dan keterbatasan. Pancaran sukacita dan gelora cinta merekalah yang telah menjadi cermin bagiku untuk menjalani hidup ini dengan sukacita dan kegembiraan.
Ditopang oleh semangat ” *Satu Cinta 1000 Senyum* ” aku mulai berkatese dan melayani umat. Walaupun jalan berbatu-batu, kadang berkolam air, panas terik menyengat tubuh, tapi kaki tetap harus melangkah mencapai stasi tujuan yakni Leko Kadai. Di sinilah, untuk pertama kalinya aku memimpin ibadat sabda, membawakan materi pembinaan kepada orang muda Katolik. Memang harus kuakui bahwa rasa gugup dan takut menyelimuti mauku, apalagi yang hadir dalam pembinaan bukan hanya orang muda tapi juga umat dewasa lainnya, namun kubersyukur karena kakak Frater selalu menguatkanku dengan kata-katanya, ” *Ega harus yakin dan percaya bahwa Ega bisa. Tuhan pasti pakai Ega dan Roh Kudus akan menolongmu* . Teringatlah aku akan kata-kata bapa Uskup sesaat sebelum kami dilepaskan dari Rumah Keuskupan, ” *Ingat kalian diutus oleh Roh Kudus untuk melayani maka mintalah Dia untuk menolongmu dalam tugas pelayananmu*.” Maka sebelum kegiatan, aku pun berdoa meminta pertolongan Roh Kudus. Dan apa yang terjadi? Di sana ada sukacita dan kegembiraan. Antusiasme anak-anak sungguh mengobarkan semangatku untuk terus bersama mereka, merasakan indahnya hidup dalam kesederhanaan.
Kubersyukur karena inilah pengalaman pertamaku sekaligus menjadi pelajaran berharga bagiku. Berkat motto ” *Duc In Altum* ” dan dikuatkan oleh semangat ” *Satu Cinta 1000 Senyum* ” akhirnya aku bisa keluar dari kecemasan, ketakutan dan rasa kurang percaya diri yang mengurung dan membelengguku. Memang ada banyak suka dan duka, tantangan dan cobaan yang kuhadapi selama berada di paroki Santa Maria Imaculata Falabisahaya, namun semuanya itu tidak menghalangi niatku untuk memberikan katekese kepada mereka yang membutuhkannya. Di sini, aku sungguh belajar banyak dari umat kecil dan sedernana tentang apa artinya hidup dalam rasa syukur.
Terima kasih Tuhan. Terima kasih bapa Uskup atas kepercayakan yang telah bapa berikan kepadaku. Terima kasih kepada para donatur yang telah memungkinkanku untuk mengalami seribu senyum karena satu cinta yang telah kugoreskan di hati mereka.
_Dari Seorang Gadis Pendiam yang mengukir seribu senyum di Pulau Mangole_
Dari Stasi Pinggiran St. Petrus Kalar-Kalar, Aru Selatan Barat “Ketika ada jedah lagu, tiba-tiba gadis…
EMBUN ROHANI PAGI DARI KOTA MUTIARA DOBOJumat, 22 November 2024Injil: Luk. 19 : 45 -…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI FERUNI, PULAU TRANGAN, ARU SELATANKamis, 21 November 2024Injil: Luk. 19…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI SALAREM, KEPULAUAN ARURabu, 20 November 2024Injil: Luk. 19 : 11…
Selasa, 19 November 2024Injil: Luk. 19 : 1 - 10 EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI…
EMBUN ROHANI PAGI DARI STASI BELTUBUR, KEPULAUAN ARUSenin, 18 November 2024Injil: Luk. 18 : 35…