NASIB TUAN BAKAL JADI NASIB HAMBA(Belajar dari Tuan yang telah melalui Penganiayaan)

DAILY WORDS, SABTU, 21 MEI 2022
PEKAN PASKAH V
BY RP. PIUS LAWE, SVD

BACAAN I : KIS 16: 1-10
MAZMUR : MZM 100: 1-2.3.5
INJIL : YOH 15: 18-21

@ Terbukti kata-kata Yesus. Para pengikut Kristus dianiaya sepanjang zaman bahkan sampai dengan saat ini. Mungkin bentuk penganiayaannya berbeda. Namun konsistensi penghayatan nilai-nilai injili tertantang/terdobrak baik oleh faktor internal (gaya yang salah yang diwariskan), maupun faktor eksternal oleh perkembangan jaman dan pengaruh lingkungan ( lingkungan penjudi-pemabuk-penggunaan cellphone/teknologi digital yang tak terkontrol yang dilakukan oleh anak-anak usia sekolah, dst.), pengaruh perkembangan jaman yang semakin high technological performances yang sangat digitalistis yang terjadi secara massive). Mungkin skala peganiayaannya tidak seberapa GEDE-nya/buasarrrr-nya, namum perlahan mengikis ketahanan para pengikut Kristus dalam menghayati nilai-nilai kristiani. Tentu saja tantangan-tantangan jaman ini pun turut merongrong ketahanan penghayatan imamat dan kaul-kaul suci. Tidak ada yang bakal luput dari rongrongan-rongrongan di atas.

@ Dari kata-kata Yesus, “Jika mereka telah menganiaya Aku, mereka juga menganiaya kamu”- Yesus adalah Tuan dan kita adalah hamba, jika Tuan saja mengalaminya apalagi kita-para hamba, maka hal ini (penganiayaan-penganiayaan dalam pelbagai bentuknya) bukanlah hal yang baru, dan bahkan akan tetap kita alami kemana pun kita pergi- dimana pun kita berada dan diutus untuk bersaksi. Dan oleh karena itu, sebagaimana yang dibuat dan dialami oleh Paulus dan Barnabas serta Timotius, kita mesti DEKAT DENGAN Allah Bapa- Allah Putera dan Allah ROH KUDUS. Kita dapat belajar dari kisah Paulus dan Timotius. Jika kita membaca kisah mereka yang ada dalam bacaan pertama hari ini, terlihat jelas KEDEKATAN Paulus, Silas dan Timotius dengan Roh Kudus yang selalu memberi petunjuk bagi mereka: atau jalan atau tidal/batal. Paulus dan Silas melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan injil di Asia. Roh Kudus pun tidak mengijinkan mereka masuk wilayah Bitinia. Namun, dalam penglihatannya, Paulus dan kawan-kawan didesak untuk menyeberang ke Makedonia. Di sanalah mereka mewartakan injil. Mereka sungguh mendengarkan bisikan Roh Kudus. Betapa tidak, seorang pewarta injil sangat memelihara hidup rohaninya. Kedekatan dengan Tuhan bakal menuai hasilnya. Ingat kata-kata Pemazmur hari ini, ” Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.”

@ Di akhir pekan ini, kenyamananku untuk menjalani segala rencana yang telah kurencanakan, diuji. Semalam, saya mendapat telepon dari umat stasi yang berjarak 175 km, memberitakan kematian salah satu anggota umat. Di dalam doa, Tuhan menggerakkanku untuk pergi dan merayakan ekaristi dan pemakaman, mengingat mereka adalah umat yang berpenduduk asli dan baru menjadi Katolik, yang belum terbiasa dengan upacara pemakaman secara Katolik. Ya, saatnya untuk siap menaklukkan jarak dan bahkan menaklukkan kenyamanan pribadiku untuk siap melayani umat yang hidup nun jauh di sana. Saya yakin, with all your supports (in prayers), Tuhan pasti ada selalu dalam perjalanan misi hari ini. Have a great and wonderful weekend filled with love and joy. Wwrm greetings from Masohi maniseβ€¦β€πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™πŸ™