JALAN BAGI TUHAN

(Bar. 5:1-9/ Flp. 1:4-6.8-11/ Luk. 3:1-6)


OLEH: YOS PATRIS MSC
Di dunia ini terdapat banyak jenis jalan. Ada jalan setapak, ada yang disebut jalan raya, ada juga dikatakan jalan toll dll. Beberapa jenis jalan tersebut memiliki fungsi utama yang sama yakni menjadi penghubung antara satu tempat dengan tempat yang lain. Bila jalan tidak bagus maka mereka yang datang atau melewatinya tentu akan mengalami kesulitan dan kesusahan untuk hadir di suatu tempat yang baru. Mereka yang datang atau yang melewati jalan tersebut pastinya merasa tidak nyaman. Hal ini berbeda jika jalan yang dilalui itu bagus dan baik. Sudah pasti pribadi yang melewatinya merasa senang dan nyaman sehingga ia tiba ditempat tujuan dengan selamat. Bila jalan itu mulus, tamu atau mereka yang datang akan berjalan dengan penuh kegembiraan karena suasana hati mereka bahagia melihat tiadanya penghalang atau jalan yang rusak.
Saudara-i dalam Tuhan, Injil mengajak kita mempersiapkan jalan. Jalan ini penting untuk memperlancar akses dimana Tuhan bisa berjalan diatasnya dan datang. Pertanyaanya siapa dan apa bentul dari jalan itu sendiri? Jawabannya adalah diri manusia itu saja. Manusia itu adalah jalan untuk Tuhan. Seperti firman Injil jalan yang bergunung harus dibuat rata, jalan yang berbelok-belok harus diluruskan supaya Tuhan berjalan dengan baik ditengah-tengah seluruh pergumulan kehidupan manusia tersebut.
Maka dari itu ada pesan penting dari Firman yang kita dengarkan saat ini.

  1. Kita sekalian diajak untuk meratakan jalan yang bergunung, atau meluruskan jalan yang berbelok-belok.
  2. Cara manusia meratakan jalan yang bergunung dan meluruskan jalan yang berbelok adalah
    a) Menyadari bahwa kita lemah dan berdosa. Tentang hal ini saya berbicara dari pengalaman pribadi. Setiap hari saya bangun dan mencoba menjadi pastor yang baik bagi umat kadang saya setia kadang tidak setia. Tetapi syukurlah Tuhan setia menunggu saya untuk sadar bahwa saya lemah dan berdosa.
    b) Merubah kebiasaan. Tentang hal ini saya dapat berbagi mengenai pengalaman Ketika membina anak-anak di asrama Chevalier. Anak-anak sering meminta izin untuk nonton pada malam Minggu. Bagi saya hal itu bisa saja namun sekarang ini kita berada di masa Adven sehingga kita perlu merubah kebiasaan yakni tidak menonton selama masa Adven tersebut.
    c) Bertobat. Tentang hal ini, Gereja telah menyediakan sarana-sarana keselamatan melalui sakramen pengampunan dosa atau bisa juga menerima sakramen pengurapan orang sakit.
    Tuhan su memberkati! Amin.