
Oleh: RD. Andreas Sainyakit
Konflik yang berakibat perpecahan bukanlah sesuatu yang aneh lagi, tetapi sering kali terjadi. Perpecahan sering terjadi karena konflik yang tidak terselesaikan. Dampak dari perpecahan itu, beberapa anggota umat, sebagian pemimpin dan pelayan Gereja tidak berkomunikasi satu dengan yang lain, “baku feyem”, kata org Mando, dan bahkan beberapa yang lain menyimpan dendam, amarah dan kebencian yang tak berujung. Jika ini terjadi maka, selain merusak kebersamaan dalam persekutuan, juga merusak nama baik institusi, bahkan TUHAN pun juga turut dipermalukan atas setiap pertikaian yang terjadi diantara sesama umat ALLAH dan diantara para pemimpin dan pelayan sendiri. Pertikaian, konflik, dan perkara hukum antara saudara seiman adalah satu cela bagi kebenaran. Mereka yang melakukan hal ini membuka Gereja dan jemaat terhadap cercaan musuh-musuhnya dan menyebabkan kuasa kegelapan menang.
Bukit Bantik Pineleng,
Salam dan berkat !