PATUNG WINA MARIA DIBERKATI DAN DIARAK DI STASI MARLASI (KISAH MISI DI ARU #1)


Pada 21 Juli 2022 patung Wina Maria Bunda Hati Kudus diberkati dan diarak dari Dobo ke Stasi Marlasi. Kini kita melihat lagi bagaimana cita rasa iman umat itu tumbuh di tanah Jargaria secara khusus di pusat kecamatan Aru Utara yakni di Marlasi. Marlasi merupakan salah-satu wilayah pelayanan di dalam reksa pastoral paroki St. Yosafat Marlasi Aru Utara. Marlasi menjadi bagian dari stasi sekaligus pusat paroki Aru Utara. Pada kesempatan ini misi untuk menyelamatkan jiwa-jiwa masih tetap dijalankan oleh pastor paroki yaitu RP. Samuel Anitu Fangohoi MSC. Melalui kerja sama yang baik antara misionaris muda dan umat Marlasi, acara pemberkatan dan perarakan Wina (artinya Ibu dalam bahasa Aru Utara) diselenggarakan.
Pemberkatan dan perarakan patung Wina Maria telah diagendakan pada bulan Mei 2022 yang melibatkan sekian banyak umat. Umat di pusat paroki Marlasi sendiri menuturkan bahwa sejak bulan Mei 2022 tenda-tenda telah dibangun menunggu penggiriman patung Wina Maria yang datang atas kebaikan salah-satu donatur dan kenalan dari pastor Tarsisius Kewa Ama MSC yang adalah teman angkatan pastor Sam. Dalam acara pemberkatan dan perarakan ini, mereka yang hadir antara lain, Wakil Uskup Kepulauan Aru yakni pastor Tino MSC, Pastor Paroki Bunda Hati Kudus Bemun yakni pastor Yos MSC, Pastor Kuasi Paroki Hati Kudus Yesus Trangan yaitu pastor Matias MSC, para suster tarekat TMM Dobo dan beberapa tamu dan undangan dari stasi-stasi paroki Aru Utara dan juga dari umat paroki Dobo seperti Ibu Esy, Ibu Yuli, dan Ibu Au.
Susunan acara pemberkatan dan perarakan juga sudah di atur. Pada hari Kamis 21 Juli 2022, jam 09-10 pagi adalah saat dimana perarakan patung dari rumah uskup ke pelabuhan Dobo. Jam 11-15.00 merupakan waktu keberangkatan kapal Feri Satya Kencana dari pelabuhan Dobo ke pelabuhan Marlasi. Jam 15.00-17.00 diadakan penjemputan di pelabuhan Marlasi dan perarakan di dalam kampung Marlasi. Jam 17.00 direncanakan agar semua umat yang terlibat bisa beristirahat sejenak, minum sore dan persiapan misa. Pada jam 18.00 diadakan misa pemberkatan patung dan goa Wina Maria Bunda Hati Kudus. Pada jam 19.00, dilaksanakan jamuan makan bersama. Selanjutnya agenda pada hari berikutnya yaitu Jumat, 22 Juli 2022 tidak padat. Semuanya fokus untuk persiapan kembali dengan kapal Feri Satya Kencana yang bermalam di Marlasi dan besoknya akan kembali ke Dobo.

PEMBANGUNAN SARANA DOA MERUPAKAN BAGIAN DARI PROSES BELAJAR.
Pemberkatan dan Perarakan Wina Maria dimulai dengan ide untuk membangun sebuah gua Maria yang menjadi sarana umat untuk berdoa. Pastor Sam menuturkan dalam khotbahnya bahwa selama ia menjadi seorang pelayan Tuhan, baru dua kali ia membangun gua Maria. Yang pertama ketika masih bertugas sebagai diakon di Buru Selatan. Yang kedua saat menjadi pastor paroki St. Yosafat Marlasi Aru Utara. Dari kedua pengalaman itu, pastor Sam mengatakan bahwa sesuatu yang dibangun (pembangunan fisik) itulah bagian dari proses belajar dan terus belajar agar semua umat dewasa dalam beriman. Umat akan datang dan mengenal symbol-simbol keagamaan mereka. Mereka akan belajar melihat dan mendengar apa isi iman itu mulai dari yang masih kecil sampai yang sudah besar.

MARIA IBU KITA SEMUA
Misi di Aru masih terus berlanjut. Keberlanjutan misi iman Katolik ini dipercaya juga karena peran penting Sang Wina Maria. Dua dari paroki yang ada di wilayah perwakilan Aru ini, berada di bawah perlindungan Wina Maria. Yang pertama adalah Paroki Maria deFatima Dobo dan yang kedua adalah paroki Bunda Hati Kudus Bemun. Stasi-stasi di paroki Bunda Hati Kudus Bemun juga memakai pelindung Wina Maria, misalnya stasi Stella Maris Mesiang, pusat paroki Bunda Hati Kudus dan stasi Maria Inong Jar (Maria Bunda Aru) Longgar. Sementara itu, dalam sambutan singkat wakil uskup kepulauan Aru, pastor Tino mengatakan bahwa ia terkesan dengan doa adat saat penyambutan arca Wina Maria di pusat paroki Marlasi. Pastor Tino berkata, “saya tidak mengerti bahasa Marlasi tapi saya bisa memahami bahwa orang Aru Utara bersyukur karena Wina Maria berkenan datang ke tanah itu; Wina Maria ingin hadir melihat kami (orang Aru) yang biasa dan sederhana ini.” Dengan kata lain, Wina Maria datang bukan hanya untuk orang Katolik saja melainkan bagi semua golongan di atas tanah Marlasi. Senada dengan itu, setelah makan malam ketua dewan paroki; Bapak Otis Waitabi memberi pengumuman singkat dan menyampaikan ucapan terima kasih. Ada satu pesan singkat yang ia katakan yaitu, “hari ini kita memiliki tempat rohani yang baru, namun jangan lupa datang untuk berdoa kepada ibu kita semua. Ia akan mendengarkan permohonan kita anak-anaknya.” Memang telah menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun di Marlasi bahwa setiap kegiatan kerohanian dari suatu agama, maka akan didukung oleh agama yang lain. Bentuk dukungan itu sangat sederhana sebagai contoh saat misa, mereka yang beragama Katolik wajib misa sementara yang memasak di dapur dan menghidangkan makanan adalah jemaat dari agama Protestan dan Islam. Dengan situasi yang sudah terwarisi begitu lama, maka tak ada salahnya Wina Maria dikatakan sebagai ibu bagi kita semua, khususnya bagi umat di pusat paroki Marlasi. Salam bermisi dari pinggiran. (Yos MSC)