MENJADI PELIHAT DAN PENDENGAR YANG BAIK

MATIUS: 13:10-17


Dalam Injil Matius secara khusus di pasal 13 ini ditampilkan banyak perumpamaan. Dimulai dari Perumpamaan tentang penabur, perumpamaan tentang lalang di antara gandum, perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi, perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga dan juga perumpamaan tentang pukat.
Perumpamaan dalam KBBI adalah 1. Yang menjadi contoh (persamaan, perbandingan dengan yang lain, 2. Sama halnya dengan, bagaikan, seakan-akan (seumpama) 3. Yang diandaikan. Kalau kita bertolak dari arti kata ini maka setiap perumpamaan mengandaikan suatu tindakan imajinatif (melihat dalam khayalan). Proses melihat itu dapat berjalan baik bila disertai pendengaran yang cermat akan realitas yang digambarkan dalam suatu perumpamaan itu. Oleh karena itu Firman hari ini mengajak kita menjadi pelihat dan pendengar yang baik.
Mengapa penting menjadi seorang pelihat dan pendengar yang baik? Firman Tuhan berkata di ayat 11 “Kepadamu diberikan karunia untuk mengetahui rahasia kerajaan surga, tetapi kepada mereka tidak” Friman ini secara tidak langsung menunjuk bahwa pelihat dan pendengar yang baik pertama-tama adalah sebuah karunia asali. Secara kongkret seseoang diberikan mata dan telinga. Bahkan diekpresikan secara lebih seperti mata hati atau telinga hati. Karunia ini ada yang punya karena dianugerahkan dan ada yang tidak punya. Sebuah perumpamaan dipakai untuk memicu ada tidaknya karunia yang ada dalam diri seseorang. Hal ini dipertegas dengan kata-kata Yesus sendiri di ayat 13: itulah sebabnya aku berbicara dengan perumpamaan “karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti”
Selanjutnya bagaimana menjadi seorang pelihat dan pendengar yang baik? Bagi Yesus menjadi pendengar dan pelihat yang baik itu tak lebih dan tak kurang seperti Nabi Yesaya (ay. 14) Nabi Yesaya itu mengaktifkan dan mengoptimalkan panca Indra bahkan indra ke-enamnya. Nabi Yesaya menasehati orang Israel pada zamannya supaya melihat hati agar tidak menebal, telinga agar tidak berat mendengar dan mata agar tidak melekat tertutup.
Pertanyaan berikutnya yang bisa kita tanyakan apa yang dilihat dan apa yang didengar? Apa yang harus dan wajib kedua panca Indra kita ini mengarahkan pandangannya? Firman Tuhan hari ini menjelaskan “sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat dan mendengar namun tidak melihat dan mendengar apa yang kamu lihat dan dengar itu” (Ay. 17). Dalam keseluruhan kitab suci, ayat ini menunjuk pada keselamatan yang datang dari Allah. Jadi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Melihat dan mendengar karya Allah yang hadir dalam diri Yesus Tuhan.
Kami percaya kita bisa menjadi pelihat dan pendengar yang baik. Tuhan su memberkati. Amin

Oleh: RP. Yos Patris